PALU (Arrahmah.com) – Puluhan orang diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan di kota Palu, Sulawesi Tengah, setelah gempa berkekuatan besar disusul dengan tsunami menghantam wilayah Donggala dan Palu.
Petugas penyelamat sedang menunggu alat berat untuk melakukan pencarian di reruntuhan hotel dan pusat perbelanjaan, karena gempa susulan membuat mereka tidak aman untuk masuk, lansir BBC pada Ahad (30/9/2018).
Mereka telah memberikan makanan dan minuman untuk korban yang terperangkap, yang telah berteriak minta tolong untuk dibawa keluar.
Seorang relawan, Thalib Bawano mengatakan kepada AFP bahwa tiga orang terlah berhasil diselamatkan dari reruntuhan hotel, tempat lebih dari 50 orang yang mungkin terperangkap.
“Kami juga mendengar suara di beberapa titik, termasuk suara anak,” ujarnya.
“Mereka meminta bantuan, tetapi mereka masih berada di sana sampai sekarang.”
“Kami memberikan mereka motivasi, agar mereka memiliki semangat karena mereka terjebak antara hidup dan mati.”
Jalan terblokir, bandara rusak dan telekomunikasi rusak telah membuat sulit pengiriman bantuan ke daerah yang terkena dampak.
Gempa dan tsunami yang melanda Donggala dan Palu telah menewaskan sedikitnya 1.203 orang.
Badan penanggulangan bencana nasional telah mengumumkan rencana untuk kuburan massal yang diperkirakan akan mengubur sekitar 300 jenazah.
Korban luka dan jenazah berdampingan
Berbaring di atas tandu saat malam sangat gelap dengan sedikit penerangan di luar klinik kesehatan Mamboro di kota Palu, terlihat seorang gadis lima tahun dengan patah kaki. Dia ditemukan sendirian, ujar Sokter Sasono.
“Kami tidak tahu dimana keluarganya berada dan dia tidak ingat di mana dia tinggal,” ujarnya seperti dilansir BBC.
Klinik tersebut tidak memiliki listrik dan kehabisan persediaan medis.
Beberapa meter dari tandu, adalah barusan kantong mayat. Bau tubuh yang membusuk memenuhi udara.
Dokter Sasono mengatakan mereka akan dimakamkan di kuburan massal untuk menghentikan penyebaran penyakit.
“Bau mereka mulai tercium. Kami ingin menunggu kerabat untuk menjemput mereka tetapi kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi.”
Korban selamat telah tidur di tempat terbuka. Dengan rumah sakit yang rusak, orang-orang yang terluka juga dirawat di tempat terbuka dan setidaknya satu rumah sakit lapangan militer telah didirikan.
Militer telah mengambil alih bandara untuk menerbangkan bantuan dan mengevakuasi korban luka dan pengungsi lainnya keluar. (haninmazaya/arrahmah.com)