HUALIEN (Arrahmah.com) – Empat mobile crane digunakan untuk menopang kompleks hunian dan perdagangan yang miring setelah gempa berkekuatan 6,0 melanda kota pesisir Hualien di Taiwan.
Upaya penyelamatan dihentikan pada hari Rabu sore setelah curah hujan yang tiada hentinya menyebabkan bangunan itu miring pada tingkat yang mengejutkan, yaitu lima cm per jam, lapor TVBS News.
Kompleks Yun Men Tsui Ti ini menampung sebuah blok apartemen, sebuah restoran, pertokoan dan sebuah asrama.
Dinas pemadam kebakaran Hualien mengatakan bahwa ada 147 dari 213 penghuni di bangunan tersebut masih belum diketahui keberadaannya. Empat mayat ditemukan sepanjang hari.
Seorang warga yang tinggal di dekatnya menuturkan kepada AFP bagaimana dia menyaksikan blok menara tersebut sebagiannya runtuh.
“Saya melihat lantai pertama tenggelam ke dalam tanah, semakin tenggelam dan mengalami kemiringan, dan lantai empat menjadi lantai pertama,” kata Lu Chih-son, 35, yang melihat 20 orang diselamatkan dari bangunan tersebut.
“Keluarga saya tidak terluka, tapi ada tetangga yang mengalami luka di kepala dan berdarah, kami tidak berani pulang sekarang, ada banyak gempa susulan dan kami khawatir rumah tersebut rusak” tuturnya.
Seorang warga bernama Chen Chih-wei mengatakan bahwa dia baru menyadari adanya gempa terjadi ketika apartemennya tiba-tiba berbalik.
Warga berusia 80 tahun tersebut tertidur lelap saat gempa terjadi tepat sebelum tengah malam pada Selasa (6/6).
“Semuanya jatuh, tempat tidur saya benar-benar tegak lurus, saya sedang tidur dan tiba-tiba saya berdiri,” katanya kepada AFP.
Chen tinggal bersama putrinya di lantai paling atas blok apartemen hunian Yun Men Tsui Ti dimana setidaknya empat orang tewas saat lantai bawah bangunan itu runtuh, sehingga strukturnya berada dalam kemiringan yang berbahaya, yaitu pada sudut 40 derajat.
Para insinyur dengan panik mencoba memperkuat bangunan tersebut pada hari Rabu, menyusun blok beton dan batang baja yang besar untuk menghentikan keruntuhan lebih lanjut karena tim penyelamat sedang melakukan tugas yang dapat mengancam nyawa mereka menyusuri bagian bagian bangunan beton yang hancur itu untuk menolong para korban.
(ameera/arrahmah.com)