YANGON (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat kemarin meningkat menjadi 1.002 orang, sementara 2.376 lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan media resmi Myanmar, Sabtu (29/3).
Sumber lokal melaporkan bahwa Bandara Internasional Naypyidaw ditutup setelah menara pengawas lalu lintas udara runtuh, menyebabkan enam orang tewas. Gempa juga memaksa penutupan Bandara Mandalay akibat kerusakan pada peralatan penerbangan.
Pemerintah Myanmar mengonfirmasi bahwa negara itu membutuhkan bantuan tim pencarian dan penyelamatan untuk menangani dampak bencana.
Sejumlah negara dan organisasi internasional menyatakan kesiapannya untuk membantu. Malaysia telah mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Myanmar, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana mengirimkan bantuan serta tim khusus untuk menangani bencana.
Thailand Terdampak
Di ibu kota Thailand, Bangkok, tim penyelamat masih mencari korban selamat di bawah reruntuhan gedung bertingkat 33 yang runtuh akibat gempa.
Pihak berwenang Thailand melaporkan bahwa sembilan orang tewas, sementara 101 lainnya dinyatakan hilang di Bangkok, sebagian besar di antaranya adalah pekerja konstruksi yang terjebak.
Sementara itu, perusahaan bandara Thailand mengonfirmasi bahwa operasi di enam bandara, termasuk di Bangkok, Chiang Mai, Hat Yai, Chiang Rai, dan Phuket, telah kembali normal setelah dilakukan inspeksi keselamatan.
Dalam pernyataan resminya, perusahaan tersebut memastikan bahwa bangunan bandara tetap aman dan infrastruktur penerbangan memenuhi standar keselamatan.

Gempa Susulan
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang barat laut Sagaing, Myanmar, pada Jumat sore dengan kedalaman yang dangkal. Beberapa menit kemudian, gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang wilayah yang sama.
Kerusakan akibat gempa mendorong junta militer Myanmar untuk mengeluarkan permintaan bantuan kemanusiaan internasional—langkah yang jarang diambil oleh rezim tersebut. Pemerintah juga menetapkan keadaan darurat di enam wilayah yang terdampak.
Myanmar merupakan wilayah yang sering mengalami gempa bumi. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), negara ini telah mengalami enam gempa berkekuatan 7 magnitudo atau lebih antara tahun 1930 hingga 1956, yang terjadi di sepanjang Patahan Sagaing.
Pada 2016, gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Bagan, ibu kota kuno Myanmar, menyebabkan tiga orang tewas serta runtuhnya menara dan dinding candi di kawasan wisata bersejarah tersebut.
(Samirmusa/arrahmah.id)