SOLO (Arrahmah.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Solo Raya, Rabu (20/2), turun ke jalan menuntut pembubaran Desus 88. Mereka menyampaikan orasi di Bundaran Gladak.
Jony sebagai ketua aksi dalam orasinya menjelaskan bahwa Densus telah melakukan teror dengan cara penangkapan dan pembantaian tanpa mengindahkan asas praduga tak bersalah. “Desus 88 telah melakukan pembantaian kepada umat Islam sehingga menimbulkan trauma bagi korban dan keluarganya. Ini berarti teroris sebenarnya adalah Densus 88,” tegasnya seperti dilansir an-najah.net.
Lebih lanjut dia menuntut Densus 88 harus dibubarkan, karena menyimpang dari pembentukan awal. Selain itu Desus tidak menimbulkan ketenteraman bagi masyarakat, tetapi justru membuat teror terhadap umat Islam.
“Densus itu telah menyimpang dari tujuan awal pembentukan. Dengan adanya Densus 88, seharusnya mereka itu membuat rakyat tenang dan tenteram, tetapi malah sekarang mereka meneror umat Islam. Maka Densus 88 harus dibubarkan.” lontar Joy
Aksi tersebut, menurutnya, merupakan upaya dirinya bersama dengan mahasiswa lain untuk menuntut pembubaran Densus 88.
“Kami telah melakukan aksi demo seperti saat ini untuk membuka cakrawala umat Islam. Dan kami juga melakukan diskusi-diskusi dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang lain,” ujarnya.
Gerakan Mahasiswa Pembebasan wilayah Soloraya mengharapkan masyarakat menjadi sadar akan bahaya Densus. Densus 88 dan sistem demokrasi yang berlaku saat ini tidak akan menjamin kesejahteraan dan ketenteraman umat Islam. Solusinya, mereka harus kembali kepada syariat Islam secara kaffah. (bilal/an-najah.net/arrahmah.com)