KARACHI (Arrahmah.com) – Di tengah meningkatnya derajat suhu panas, seorang ulama terkemuka Pakistan menyerukan kepada warga Karachi untuk tidak berpuasa selama bulan suci Ramadhan, terutama mereka yang berisiko terkena sengatan panas.
“Kami [ulama] telah menyoroti di berbagai saluran televisi bahwa mereka yang beresiko, terutama di Karachi di mana ada situasi yang sangat serius, untuk tidak berpuasa,” Tahir Ashrafi, seorang ulama terkemuka Pakistan, mengatakan kepada ABC News, sebagaimana dilansir oleh onislam.
Peringatan itu datang saat suhu mencapai 45 derajat Celsius (111 Fahrenheit) di Karachi, di mana petugas medis telah berjuang untuk mengobati pasien di rumah sakit yang dikelola pemerintah di kota itu.
Merupakan pusat ekonomi Pakistan yang berpenduduk sekitar 20 juta orang, Karachi menyaksikan sebagian besar kematian akibat terik matahari, diperkirakan sejauh ini sudah mencapai sekitar 780 korban tewas.
Di rumah sakit terbesar Karachi, Post Graduate Medical College Hospital, petugas medis merawat lebih dari 3.000 pasien, menurut dokter Semi Jamila.
Gelombang panas itu diperparah dengan adanya pemadaman listrik dan juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, ketika Muslim tidak makan atau minum pada siang hari.
“Korban tewas akibat gelombang suhu panas telah mencapai hampir 800 orang dalam empat hari terakhir,” Anwar Kazmi, kata seorang pejabat senior dari yayasan amal swasta, Edhi Foundation.
“Kami berencana untuk memperluas kamar mayat Edhi untuk mengatasi situasi seperti ini di waktu mendatang.”
Bagi beberapa orang Pakistan, mereka menghargai fatwa tersebut yang dianggap sebagai jalan keluar untuk bisa bertahan hidup dari gelombang suhu panas yang mematikan ini.
“Ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup,” Subah Sadiq, penjual buah dan ayah dari tujuh anak, mengatakan kepada New York Times.
Ia juga menambahkan bahwa tidak mungkin berdiri di jalan sepanjang hari tanpa minum.
Namun, banyak diantara mereka yang terus berpuasa, dan menolak untuk menyerah.
“Selama saya memiliki semangat hidup dalam diri saya, dan niat yang kuat, saya akan berpuasa,” kata Shamimur Rahman, satpam berusia 34 tahun.
(ameera/arrahmah.com)