TUNIS (Arrahmah.com) – Lebih dari 770 orang telah ditangkap di Tunisia selama hampir satu pekan demonstrasi menentang rencana pemerintah untuk menaikkan pajak dan harga kebutuhan pokok, menurut PBB.
Rupert Colville, juru bicara kator hak asasi manusia PBB menyerukan agar tenang dan menahan diri pada Jum’at (12/1/2018) dan mendesak pemerintah Tunisia untuk menjamin kebebasan berkumpul secara damai.
“Kami khawatir dengan tingginya jumlah penangkapan, skeitar 778 orang, yang kami temukan sejak Senin, dan sekitar sepertiga dari mereka yang ditangkap berusia antara 15 dan 20 tahun, masih sangat muda,” ujar Colville kepada wartawan di Jenewa, lansir Al Jazeera.
Dia mendesak pemerintah agar tidak menahan pendemo secara sewenang-wenang.
Protes pecah setelah pengumuman pemerintah untuk menghemat anggaran tahun ini yang mulai berlaku pada 1 Januari.
Setidaknya satu orang telah tewas di kota Tebourba, barat Tunisia pada Senin (8/1) dan sejumlah orang terluka karena bentrokan terjadi di beberapa daerah.
Para pendemo dilaporkan telah membakar gedung pemerintahan, menjarah toko dan memblokir jalan, mendorong militer untuk mengerahkan sekitar 2.100 tentara ke berbagai wilayah di negara tersebut.
Khelifa Chibani, juru bicara Menteri Dalam Negeri mengatakan kepada kantor berita TAP pada Jum’at (12/1) bahwa demonstrasi telah mereda.
Sedikitnya 151 orang ditangkap atas tuduhan melakukan vandalisme dan penjarahan pada Kamis (11/1).
Sejumlah mahasiswa dan aktivis dari kelompok Fech_Nestannew melanjutkan demonstrasi di Tunis pada Jum’at (12/1) menurut laporan TAP. Mereka melambaikan kartu kuning dan menuntut pemerintah membalikkan langkah-langkah penghematan.
Reporter Al Jazeera yang melaporkan dari ibu kota Tunisia mengatakan orang-orang di jalanan sangat antusias dengan momentum gerakan tersebut.
“Orang-orang di sini mengatakan bahwa mereka ingin terus turun ke jalan untuk memberi tekanan lebih besar pada pemerintah untuk membatalkan langkah-langkah penghematan,” ujarnya.
“Mereka juga menyalahkan pemerintah karena melanggar janji yang dibuatnya untuk memperbaiki standar kehidupan di negara ini karena kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi terus berlanjut.”
Tunisia menaikkan harga bahan bakar dan beberapa barang konsumsi, sementara pajak atas barang seperti mobil, telepon, internet dan akomodasi hotel juga meningkat.
Pemerintah mengklaim langkah-langkah tersebut diperlukan untuk membatasi defisit anggaran yang mencapai enam persen dari produk domestik bruto (GDP) negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)