GAZA (Arrahmah.id) – Sedikitnya dua anak Palestina telah kehilangan nyawa mereka akibat gelombang panas di Jalur Gaza, badan pengungsi PBB UNRWA mengatakan pada Ahad (28/4/2024), Anadolu melaporkan.
“Kami menerima laporan bahwa setidaknya dua anak meninggal karena panas,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.
“Apa lagi yang harus mereka tanggung: kematian, kelaparan, penyakit, pengungsian, dan sekarang tinggal di bangunan seperti rumah kaca di bawah teriknya panas,” tambahnya.
Gelombang panas yang parah telah menambah penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah serangan mematikan Israel yang menewaskan lebih dari 34.400 orang dan melukai ribuan lainnya sejak serangan Hamas Oktober lalu yang menewaskan hampir 1.200 orang.
“Seiring dengan meningkatnya suhu, kondisi kehidupan di Gaza semakin memburuk,” kata UNRWA.
“Para pengungsi hanya memiliki akses kurang dari 1 L air per orang per hari untuk minum, mencuci dan mandi, padahal seharusnya 15 L per orang per hari menurut Standar Sphere,” tambahnya.
“Anak-anak menjadi korban paling banyak: kita membutuhkan gencatan senjata sekarang.”
Lebih dari enam bulan setelah perang “Israel”, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut ke dalam pengungsian internal di tengah-tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
“Israel” dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (haninmazaya/arrahmah.id)