KARAWANG (Arrahmah.com) – Saat acara kajian dan tabligh akbar mewaspadai kesesatan Syi’ah di Indonesia berlangsung masjid Al Jihad, Karawang, Ahad (16/2/2014) lalu, segelintir manusia Syi’ah melakukan orasi di jalanan depan masjid. Berdasarkan informasi panitia yang didapat dari kepolisian, orasi ini digerakkan oleh mahasiswa sebuah universitas swasta di Karawang berisial M dan J.
Belasan manusia Syi’ah mendatangi lokasi tabligh akbar dan menuntut acara dihentikan. Mereka meneriakkan kata-kata provokatif, seperti siap mempertaruhkan leher demi membela Syi’ah, juga melontarkan kata-kata kecaman terhadap acara yang sedang berlangsung. Bahkan, mereka nekat membagi-bagikan brosur kepada jama’ah yang hadir di masjid tersebut.
Brosur yang dibagikan para pendemo tersebut berisi tulisan berjudul Hidupkan Kebhinekaan Tolak Intoleransi Antar Umat, yang ditulis atas nama Forum Kebhinekaan Karawang.
Dilaporkan, suasana sempat memanas saat pada pendemo menampakkan gelagat ingin mendekati areal masjid. Namun personil Garda Ahlus Sunnah dan personil Forum Aktivis Masjid dan Musholla dengan sigap bersiaga dan siap berjihad fi sabilillah.
Salah seorang panitia bagian acara dan perizinan tabligh akbar ini Ustadz Kadiro, mengaku dirinya sempat dipanggil polisi untuk menunda acara tersebut yang disinyalir adanya desakan dari manusia Syiah.
“Pada awalnya, kami tidak mengalami kesulitan apapun dalam hal perizinan. Kami sudah berusaha mengikuti alur perizinan yang ada, mulai dari tingkat Polsek sampai ke Polres. Pada mulanya, Polsek maupun Polres men-support. Hanya saja, satu hari menjelang acara, kami panitia dipanggil oleh satuan polisi resor kabupaten. Mereka menginginkan acara kami ditunda atau dibatalkan. Rupanya, Resort dan Polsek Karawang mendapat desakan dari Syi’ah,” jelas Ustadz Kadiro, sebagaimana dilaporkan Muhammad Faisal kepada redaksi.
Ustadz Kadiro mendapat informasi dari Kasat Intel Polres Karawang, bahwa ada orang yang mengaku berasal dari kalangan Syi’ah telah mendatangi Kasat Intel dan menyerahkan KTP. Orang itu berkata, “Kami rela mati, jika besok terjadi apa-apa.” Karena adanya ancaman inilah, Polres Karawang memanggil panitia penyelenggara tabligh akbar guna mencari solusi terbaik.
Sebelumnya, tutur dia, panitia juga sudah mendapat teror dari beberapa manusia Syi’ah. Tindakan anarkis mereka mencopot spanduk dan banner yang sudah dipasang panita jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan tabligh akbar. Mereka juga mendatangi pihak yang terkait, seperti MUI Karawang, untuk meminta acara dibatalkan.
Ustadz Kadiro dan jajaran panitia kemudian mengambil inisiatif meminta bantuan Majelis Ulama Indonesia pusat untuk menghubungi Kapolda Jawa Barat guna mendapatkan pengamanan bagi jalannya tabligh akbar.
“Alhamdulillaah, sejak pukul 05.00 pagi, jajaran Kepolisian Resor Karawang telah bersiaga di lokasi Masjid Al Jihad untuk membantu pengamanan tabligh akbar. Bahkan, Kasat Intel akhirnya turut hadir mendampingi kami hingga acara selesai. Dia juga membantu kami dengan meng-update informasi jika ada hal-hal yang hal-hal yang mencurigakan, seperti adanya orang yang berusaha menyobek spanduk, dan sebagainya. Pada prinsipnya, Kasat Intel setuju dengan kegiatan kami. Hanya saja, dia mengkhawatirkan tindakan anarkis yang mungkin terjadi. Kekhawatiran dia sangat kami maklumi,” ungkapnya.
Acara tabligh akbar dan tebar buku MUI tentang kesestan Syiah dengan pembicara Ustadz H. Achmad Rofi’i Lc. M.M.Pd (Da’i dan pengamat Syiah), Prof. Dr. Muhammad Baharuddin (MUI Pusat) dan Ustadz Muhammad Ubaidillah MA (Ketua Lembaga Dakwah Robbani Bekasi) ini dapat berjalan lancar, aman dan tertib hingga acara berakhir di Karawang, Alhamdulillah. Meski demikian ada beberapa catatan; adanya teror segelintir manusia Syiah, anarkisme dengan mencopot spanduk hingga berani mendatangi acara kajian dan tabligh akbar untuk berupaya memprotes dan menghentikannya. Simaklah ucapan manusia Syiah yang berani mempertaruhkan lehernya untuk kekafiran agama Syiah, gejala Syiah Indonesia semakin nekat mengadapi kaum Muslimin. Hal ini makin menguatkan segenap kaum Muslimin untuk i’dad dan ribath, siap siaga untuk jihad fi sabilillah mengahdapi Syiah, sembari terus melakukan sosialisasi hakekat kesesatan Syi’ah pada masyarakat.
Para ulama Suriah yang telah hadir di Indonesia menasehati dengan sangat kepada kaum Muslimin agar tidak memberi ruang sedikitpun kepada Syiah untuk ada apalagi berkembang dan bergerak. Sebab, seperti yang telah terjadi di Suriah, Syiah Rafidhah minoritas berkuasa, membantai kaum Muslimin mayoritas. Kemudian, mengutip pernyataan Ketua Komisi Hukum MUI Pusat Prof. DR. Muhammad Baharun, SH, MA, bahwa gerakan Syi’ah bukan hanya gerakan keagamaan, akan tetapi, Syi’ah merupakan paham dan gerakan yang membahayakan aqidah dan stabilitas keamanan negara. Waspadalah dan berjihadlah! (azm/arrahmah.com)