LONDON (Arrahmah.com) – Ribuan polisi dikerahkan di jalanan di kota London pada hari Selasa (9/8/2011) untuk mengakhiri kerusuhan terburuk yang melanda Inggris. Sebagian toko tutup lebih awal dan warga melakukan penjagaan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Meski kondisi tenang sudah menyelimuti ibukota, namun kerusuhan serupa yang dipicu oleh aksi protes kaum miskin kota dan para pemuda merambat di wilayah tengah serta utara Inggris.
Tidak sedikit toko yang dijarah, mobil-mobil serta bangunan yang dibakar massa Inggris yang terjadi hanya setahun menjelang Olimpiade musim panas di London sebagai tuan rumahnya.
Departemen Kepolisian Metropolitan London menyebarkan ribuan petugasnya di jalanan dan mengatakan pada hari Rabu (10/8) akan ada 16.000 personil yang ditugaskan -angka ini tiga kali lipat dari jumlah personil keamanan yang ditugaskan hari Senin (8/8).
Kerusuhan Inggris kerusuhan dimulai Sabtu pekan lalu ketika sebuah protes yang dilakukan secara damai pada awalnya dikisruhi oleh baku tembak dari pihak kepolisian untuk membubarkan protes di lingkungan Tottenham, London, yang kemudian berubah menjadi kekerasan. Bentrokan yang telah berubah menjadi sebuah pelanggaran hukum dengan adanya sejumlah pihak yang memanfaatkan kondisi kacau di London dan beberapa kota lain.
Sementara pada saat yang sama, perusuh melarikan diri setelah menjarah barang-barang dari toko yang terbakar. Polisi London mengaku kewalahan dengan perusuh. Massa dengan mudah melarikan diri dan berkumpul kembali.
Beberapa pakar melihat krisis ekonomi dan pemotongan anggaran sosial sebagai penyebab yang mendasari ledakan kekerasan di Inggris.
Namun kerusuhan berhasil diredam oleh kepolisian di London pada Selasa malam (9/8). Sementara pada saat yang sama, kelompok ekstrim kanan mengklaim akan menurunkan sekitar 1.000 anggota mereka di seluruh negeri untuk mencegah para perusuh.
“Kita akan menghentikan kerusuhan karena polisi tidak becus menanganinya,” kata Stephen Lennon, pemimpin Liga Pertahanan Inggris (EDL), pada Associated Press. Namun ia memperingatkan bahwa ia tidak bisa menjamin tidak akan ada bentrokan antara kelompoknya dengan para perusuh.
Anders Behring Breivik, yang telah mengaku melakukan pengeboman dan pembantaian yang menewaskan 77 orang di Norwegia bulan lalu, telah menyebut EDL sebagai salah satu kelompok yang menginspirasinya.
Di luar London, kekacauan terus menyebar.
Di kota barat laut Manchester, ratusan pemuda mengamuk di pusat kota, melemparkan botol dan batu ke arah polisi dan merusak toko-toko. Sebuah toko pakaian wanita di pusat perdagangan utama di kota itu dibakar, bersama dengan sebuah perpustakaan tak terpakai di Salford, dekat Manchester.
Asisten kepala polisi Manchester, Garry Shewan, mengatakan penjarahan dan pembakaran yang terjadi ada pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekitar 50 orang ditangkap di sana.
Di Inggris tengah, kota Nottingham, polisi melaporkan perusuh bahkan melemparkan bom molotov ke kantor polisi, dan membakar sebuah sekolah serta kendaraan yang berada di luar kantor polisi – tetapi tidak ada laporan korban jiwa. Sebanyak 90 orang ditangkap dalam serangan di toko, perguruan tinggi, pusat komunitas, dan sejumlah gerai mobil.
Sejumlah bentrokan kecil juga untuk pertama kalinya terjadi di Inggris tengah, yakni kota Leicester, Wolverhampton, dan West Bromwich, dan kota barat Gloucester.
Pejabat senior mengatakan mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan penggunaan peluru plastik untuk menangani perusuh.
Kerusuhan ini dinilai yang terburuk di Inggris sejak kerusuhan ras di London pada 1980-an. Kepolisian London mencatat bahwa mereka telah menerima panggilan darurat lebih dari 20.000 pada hari Senin (8/8) – empat kali lebih banyak dati jumlah normal.
Perdana Menteri David Cameron yang terpaksa menghentikan liburannya di Italia untuk menangani krisis mengingatkan parlemen agar segera membahas kerusuhan ini pada hari Kamis.
Cameron mengatakan bahwa aksi pembakaran gedung adalah tindakan yang “memuakkan”. Ia masih menahan diri untuk melakukan tindakan yang lebih keras seperti memanggil militer untuk membantu memulihkan ketertiban. (althaf/arrahmah.com)