GAZA (Arrahmah.id) – Identitas komandan Unit 8200 rahasia ‘Israel’ telah terungkap karena pengawasan keamanan baru-baru ini, surat kabar Inggris The Guardian melaporkan pada Jumat (5/4/2024).
Komandan unit tersebut “menempati salah satu peran paling sensitif di militer”, menurut The Guardian. Oleh karena itu, identitasnya “adalah rahasia yang dijaga ketat”.
Namun, The Guardian mengungkapkan bahwa kepala mata-mata, yang bernama Yossi Sariel tersebut, “telah mengungkapkan identitasnya secara online,” karena “kesalahan keamanan yang memalukan”.
Sumber Tak Terduga
Pelanggaran tersebut bermula dari sumber yang tidak terduga: sebuah buku berjudul ‘The Human Machine Team, yang diterbitkan di Amazon dengan nama samaran Brigadir Jenderal YS, tampaknya menyembunyikan identitas penulisnya.
Publikasi ini, yang ditulis oleh Sariel, “memberikan cetak biru untuk sistem canggih bertenaga AI” yang telah digunakan tentara ‘Israel’ di Gaza, menurut The Guardian.
Meskipun ada upaya untuk menjaga anonimitas, jejak digital yang ditinggalkan oleh buku tersebut secara tidak sengaja mengarah ke akun Google pribadi yang terdaftar atas nama Sariel.
Pengungkapan identitas Sariel tidak hanya melemahkan sifat rahasia operasi Unit 8200 namun juga menimbulkan risiko keamanan yang signifikan, yang berpotensi membahayakan aktivitas intelijen yang sedang berlangsung.
‘Kesalahan’
Pengungkapan tersebut, menurut laporan itu, telah memicu perbincangan yang lebih luas tentang peran teknologi dan inovasi dalam badan intelijen.
Unit 8200, yang dulunya dihormati karena kemampuan intelijennya, kini menghadapi pengawasan ketat atas kegagalannya mengantisipasi dan mencegah pelanggaran keamanan yang signifikan, seperti operasi militer yang dilakukan pada 7 Oktober oleh gerakan Perlawanan Palestina Hamas di ‘Israel’ selatan.
Kritikus berpendapat bahwa penekanan Unit 8200 pada kecanggihan teknologi mungkin mengorbankan metode pengumpulan intelijen tradisional, sehingga meninggalkan kerentanan kritis.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam (5/4), tentara ‘Israel’ menggambarkan pengungkapan data pribadi Sariel sebagai sebuah “kesalahan”, dan menambahkan bahwa “Masalah ini akan diperiksa untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.”
‘Tim Mesin Manusia’
Dalam bukunya, Sariel menganjurkan perubahan paradigma dalam strategi militer, menganjurkan integrasi sistem pendukung keputusan yang didukung AI untuk meningkatkan efektivitas operasional.
Pada Rabu (3/4), penyelidikan yang dilakukan oleh +972 Magazine dan Local Call menjelaskan “hubungan antara Unit 8200 dan buku yang ditulis oleh nama misterius Brigadir Jenderal YS,” kata The Guardian.
Investigasi mengungkapkan bahwa serangan udara militer ‘Israel’ di Gaza dilakukan menggunakan database berbasis AI yang sebelumnya dirahasiakan bernama Lavender, yang dilaporkan mengidentifikasi 37.000 target yang terlihat jelas dan belum diverifikasi hubungannya dengan Hamas.
Meskipun ada klaim resmi dari tentara ‘Israel’ bahwa jumlah korban tewas yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan penduduk sipil disebabkan oleh fakta bahwa Hamas “menggunakan penduduk sipil sebagai perisai manusia dan melakukan pertempuran dari dalam bangunan sipil”, para perwira yang dikutip dalam laporan tersebut mengungkapkan alasan yang berbeda.
“Berbeda dengan pernyataan resmi tentara ‘Israel’, sumber tersebut menjelaskan bahwa alasan utama atas jumlah korban tewas yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pengeboman ‘Israel’ saat ini adalah fakta bahwa tentara secara sistematis menyerang sasaran di rumah pribadi mereka, bersama keluarga mereka,” kata laporan itu. (zarahamala/arrahmah.id)