DEN HAAG (Arrahmah.com) – Pemimpin sayap kanan Belanda, Geert Wilders, menyebut gelombang pengungsi yang menyerbu Eropa itu sebagai “invasi Islam”. Geert mengatakan hal tersebut dalam debat parlemen pada Kamis (10/9/2015) yang menunjukkan perbedaan mendalam tentang bagaimana seharusnya Belanda menangani masalah pengungsi.
Debat parlemen itu digelar sehari setelah kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengimbau kepada negara-negara anggota Uni Eropa untuk membagi pengungsi yang tiba di Eropa.
Angela Merkel, pemimpin Jerman, merupakan negara Eropa yang paling banyak mengambil pengungsi tahun ini dibanding negara Eropa lainnya. Angela menginginkan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya juga menerima kuota pengungsi.
Pemerintah konservatif Belanda mengatakan bahwa negaranya hanya bersedia mengambil lebih banyak pengungsi jika semua negara Uni Eropa menyetujui.
Wilders, yang berada di luar pemerintahan tetapi partainya merupakan yang paling populer dalam jajak pendapat, menyebutkan bahwa gelombang pengungsi yang tiba di pantai Mediterania Uni Eropa dan melakukan perjalanan menuju ke utara merupakan sebuah “invasi Islam”.
“Massa yang terdiri dari pemuda berusia dua puluhan dengan janggut meneriakkan Allahu Akbar di seluruh Eropa. Ini adalah invasi yang mengancam kemakmuran kita, keamanan kita, budaya dan identitas kita,” ujarnya seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015).
Wilders selama ini memang dikenal sebagai politisi kontroversial dan dikenal sebagai politisi anti-Islam. Sejumlah aksi kontroversial pun pernah dilakukan seperti pada bulan Juni lalu dimana ia berniat menayangkan kartun Nabi Muhammad di televisi. Meski akhirnya tidak terwujud, namun niatnya ini sangat jelas menyulut kontroversi.
Sebagai mana diketahui bahwa puluhan ribu pengungsi, banyak diantara mereka yang melarikan diri dari perang Suriah, mencoba untuk menuju Jerman dan negara Uni Eropa lainnya di mana mereka berharap bahwa mereka akan diterima.
(ameera/arrahmah.com)