WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih bersumpah pada Rabu (8/6/2011) untuk menjawab kritik Kongres yang memaksa agar administrasi Obama untuk merinci tujuan AS ikut campur dalam konflik Libya. Kritik ini muncul disebabkan oleh semakin membengkaknya pengeluaran perang AS.
Dewan Perwakilan AS, Jumat lalu, mengeluarkan sebuah resolusi simbolis menegur Presiden Barack Obama yang tidak meminta persetujuan Kongres saat memutuskan untuk keterlibatan AS dalam konflik Libya. Kongres memberi Obama sampai 17 Juni untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
“Kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam resolusi,” kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
Tapi Carney menolak mengatakan respon yang akan disampaikam Gedung Putih dalam bentuk laporan rinci itu.
“Saya tidak memiliki format untuk Anda, tapi kami pasti akan berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,” kata Carney.
Carney juga mengesampingkan pertanyaan mengenai apakah Gedung Putih akan meminta otorisasi Kongres formal untuk peran militer AS yang didukung PBB di Libya.
“Kami telah melakukan konsultasi ekstensif dengan Kongres tentang misi kami di Libya, juga tentang tujuan yang, kami percaya, secara luas dimiliki oleh anggota Kongres baik dari kubu Republik maupun Demokrat,” katanya kepada wartawan.
Pernyataannya muncul saat Senator dari Demokrat, Jim Webb, dan Senator dari Republik, Bob Corker, yang keduanya merupakan anggota Senat Komite Hubungan Luar Negeri, memperkenalkan sebuah resolusi yang isinya menantang kebijakan Obama terhadap Libya.
Mereka meminta agar administrasi Obama memberikan alasan mengenai operasi AS dan melarang setiap penggelaran pasukan darat AS di Libya, dan menuntut laporan rinci dalam waktu 14 hari mengenai tujuan AS dan sarana apa saja yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. (althaf/arrahmah.com)