WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih melarang sejumlah stasiun televisi dan surat kabar untuk menghadiri konferensi pers informal. Larangan ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menyampaikan serangan pada media saat menyampakan pidatonya dengan menyebut bahwa berita palsu adalah musuh rakyat.
Media besar seperti BBC, CNN, New York Times dan media lainnya diblokir untuk ikut serta hadiri audiensi dengan Sekretaris Pers Sean Spicer, tanpa alasan yang jelas, sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (25/2/2017).
Sedangkan media yang diizinkan untuk mengikuti jumpa pers diantaranya adalah ABC, Fox News, Breitbart News, Reuters dan Washington Times.
Ketika ditanya mengapa sejumlah media dilarang, Spicer mengatakan bahwa keputusannya itu untuk memperluas pusat informasi wartawan. Dia juga memperingatkan bahwa Gedung Putih akan agresif melawan segala narasi palsu dalam berita.
Juru bicara Gedung Putih mengungkapkan bahwa mereka telah mengundang kelompok yang mencakup semua wartawan di pusat informasi pers, yang berbagi informasi dengan wartawan lainnya
“Kami memutuskan untuk menambahkan beberapa orang tambahan di luar. Pusat informasi wartawan tidak lebih dari itu,” Kata Sarah Sanders.
Asosiasi wartawan Gedung Putih mengatakan “memprotes keras” keputusan Gedung Putih dalam menangani jumpa pers tersebut.
Sebagaimana dilansir CNN, pemblokiran media ini baru pertama kali dilakukan Gedung Putih dan menjadi penanda buruk bagi kebebasan pers.
Sejumlah jurnalis senior di Gedung Putih tidak menduga bahwa pelarangan ini akan terjadi di era modern, dan makin membuat ketegangan antara Trump dan media menjadi lebih meningkat.
“Ini adalah langkah yang tidak bisa diterima dari Gedung Putih Trump,” ungkap CNN dalam pernyataan resminya.
“Sepertinya ini cara mereka membalas dendam ketika media melaporkan fakta yang mereka tidak sukai. Meski demikian, kami akan tetap melaporkan.”
(ameera/arrahmah.com)