JAKARTA (Arrahmah.com) – Telkom menawarkan konsep gedung ‘hijau’ yang memanfaatkan teknologi komunikasi informasi (ICT) untuk mengotomatisasi operasional gedung agar tercapai penghematan konsumsi energi.
Menurut Direktur Enterprise and Wholesale Telkom, Arief Yahya, Telkom memasuki lahan bisnis baru dengan menyediakan layanan Telkom Smart Building Solution sebagai bagian dari upaya memperkuat bisnis TIME (Telecommunication, Information, Multimedia and Edutainment) sekaligus memberikan value untuk gedung pencakar langit (High Rise Building/HRB).
“Green Building yang akan menjadi tuntutan bagi setiap developer atau owner building terhadap bangunan yang akan didirikannya dalam upaya memanjakan dan memberikan kepuasan kepada tenant atau penghuninya,” jelas Arief dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (1/4/2011).
Gedung hijau menurutnya memiliki keunggulan dalam hal penghematan pemakaian resource dan energi, tidak akan memberikan dampak buruk pada lingkungan, dan menyediakan kenyamanan dan kesehatan lingkungan bangunan.
Konsep ini dapat diwujudkan melalui teknologi Smart Building, yaitu suatu teknologi pada aspek elektronik gedung yang memanfaatkan ICT untuk mengotomatisasi operasional gedung, mendefinisikan rule dan task pada pemakaian energy building agar tercapai penghematan konsumsi energi.
“Kunci pencapaian implementasi Green Building adalah efisiensi pada pembangunan dan pengoperasionalan gedung,” tegasnya.
Teknologi Smart Building dapat melakukan penghematan pada fase konstruksi dan fase operasi gedung. Hal ini dimungkinkan karena Smart Building berjalan pada satu platform network yang terintegrasi untuk pengontrolan gedung yaitu platform jaringan TCP/IP. Telkom Smart Building Solution dengan jaringan TCP/IP berbasis fiber optic yang terintegrasi dapat memberikan solusi paling efektif dan efisien untuk mewujudkan Green Building.
“Building Electronic Design, seperti BAS, CCTV, Access Control, Telekomunikasi, Jaringan data/internet, jaringan TV, dan sebagainya yang banyak diimplementasikan pada pembangunan gedung-gedung baru dewasa ini masih menggunakan desain konvensional,” kata Arief.
Menurutnya, jaringan setiap subsistem elektronik terpisah-pisah. Seperti untuk menyediakan layanan telekomunikasi atau telephoni design yang umum dipakai adalah menggunakan jaringan kabel tembaga yang terpisah.
Kemudian untuk layanan internet atau komunikasi data menggunakan jaringan LAN yang terpisah, dan untuk layanan TV menggunakan jaringan coaxial yang terpisah pula.
“Demikian pula untuk CCTV menggunakan jaringan kabel coxial tersendiri yang fase konstruksi infrastruktur elektronik pada desain konvensional ini menjadi mahal,” pungkasnya. (detikinet/arrahmah.com)