GAZA (Arrahmah.id) – Kantor media pemerintah Gaza menuduh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menunjukkan “standar ganda” atas penanganan jenazah tahanan ‘Israel’ dan Palestina.
Dalam pernyataan di X, Ismail Thawabta, kepala kantor media, mengkritik ICRC karena perlakuannya yang kontras terhadap tawanan ‘Israel’ dan tahanan Palestina.
“Ketika Palang Merah mengadakan upacara resmi yang khidmat saat menerima jenazah tawanan ‘Israel’, saat yang sama mereka juga mengirimkan jenazah para syuhada Palestina dalam kantong-kantong biru yang dilemparkan ke dalam truk-truk yang tidak memiliki unsur-unsur paling dasar dari martabat manusia,” katanya.
Thawabta menambahkan, “Diskriminasi yang mencolok ini mencerminkan standar ganda dan mengungkap kegagalan masyarakat internasional dalam mencapai keadilan dan kesetaraan!”
ICRC belum menanggapi tuduhan tersebut pada saat publikasi.
Ini menyusul insiden awal pekan ini ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerahkan jenazah empat tawanan ‘Israel’ sebagai bagian dari gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tawanan.
Gencatan senjata, yang mulai berlaku bulan lalu, mengakhiri periode kekerasan hebat di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 48.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan menghancurkan wilayah tersebut.
Transfer Tubuh
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis (20/2/2025) menerima jenazah empat tawanan ‘Israel’ dari Jalur Gaza, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan ‘Israel’.
Lima kendaraan ICRC memasuki Pemakaman Syuhada di daerah Bani Suhaila, Khan Yunis, di Gaza selatan.
Setelah menandatangani dokumen dengan perwakilan perlawanan, ICRC menerima empat peti mati, yang masing-masing berisi foto dan nama tawanan ‘Israel’, tanggal kematian, dan frasa “dibunuh oleh tentara pendudukan.”
Pasukan ‘Israel’ telah menargetkan daerah itu secara serius selama operasi militer mereka di Gaza.
Spanduk dikibarkan di area tersebut dengan tulisan, “Kembalinya perang = kembalinya tahanan dalam peti mati,” merujuk pada nasib yang menanti tawanan ‘Israel’ di Gaza jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan untuk kembali berperang.
Serah terima tersebut dihadiri oleh sekelompok tahanan Gaza yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, yang telah dibebaskan pada gelombang perjanjian gencatan senjata sebelumnya di Gaza.
Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam—sayap militer Hamas—menyatakan bahwa Brigade tersebut, bersama dengan Brigade Al-Quds—sayap militer Gerakan Jihad Islam—akan menyerahkan jenazah keluarga Bibas dan tahanan Oded Lifshitz.
Ia menjelaskan bahwa semua tahanan itu hidup sebelum tempat mereka ditahan secara sengaja dibom oleh pesawat ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)