GAZA (Arrahmah.com) – Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa darah para martir yang berjuang untuk Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa akan menerangi jalan untuk membebaskan rakyat Palestina, lansir MEMO pada Kamis (15/10/2015).
Selama kunjungannya ke Kompleks Medis Palestina di Gaza untuk mengunjungi mereka yang terluka selama Intifada, Haniyeh menegaskan bahwa meskipun menderita luka demi Gaza karena serangan “Israel”, mereka tidak akan pernah berhenti untuk melindungi Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.
Dia juga memuji semangat dari mereka yang terluka dalam peristiwa di Gaza “betapa tekad dan desakan terlihat jelas di wajah para warga Gaza yang mengambil tindakan untuk mendukung orang-orang mereka di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem.”
Haniyeh menegaskan bahwa kelanjutan dari agresi terhadap Masjid Al-Aqsa, yang meyahudisasi Yerusalem, dan berangkat ke depan dengan rencana temporal dan spasial membagi Al-Aqsa akan memicu kemarahan rakyat Palestina dan seluruh bangsa.
“Intifada di Yerusalem telah memasuki minggu ketiga dan mengirim pesan melalui pisau, ketapel, dan secara perorangan yang dikenal sebagai tindakan populer dari sebuah aksi kepahlawanan, bahwa kota suci ini tidak hanya garis merah, tetapi fokus dari konflik tersebut adalah masalah pendudukan,” dia menambahkan.
Pejabat Hamas melanjutkan: “Kami di Gaza dengan bangga menyatakan salut kepada orang-orang Palestina yang berjuang di Tepi Barat yang diduduki dan yang berada di ambang kematian seorang martir ‘Kami salut atas ketekunan Anda ….'”
Dia juga mengirim pesan kepada negara-negara Arab dan Muslim, meminta mereka untuk terlibat dalam pertempuran demi mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan untuk mengatasi konflik mereka sendiri dalam rangka mendukung Yerusalem dan Al-Aqsa.
Haniyeh memuji staf medis dan kader atas upaya luar biasa mereka dalam kondisi sulit dan kurangnya pasokan di Gaza. Dia mengatakan mereka berada di tempat yang tepat dan mereka menyediakan layanan untuk rakyat Palestina dalam blokade “Israel”.
Daerah sepanjang perbatasan timur dan utara Gaza menyaksikan bentrokan setiap hari dengan pasukan pendudukan “Israel” karena demonstrasi mendukung pemberontakan di Yerusalem dan Tepi Barat.
(fath/arrahmah.com)