GAZA (Arrahmah.id) – Militer “Israel” menyerang beberapa lokasi di Gaza pada dini hari Rabu (5/7/2023), tak lama setelah penarikan dari Jenin setelah serangan berdarah selama dua hari.
Jet tempur F-16 dan drone “Israel” menargetkan sebuah daerah di sebelah barat Khan Younis, serta target di dalam dan sekitar Kota Gaza dan sebuah situs di dekat lingkungan Shuja’iyya, menurut Kantor Berita Shehab.
Selain itu, sebuah daerah di dekat Beit Lahiya juga menjadi sasaran, dengan beberapa laporan mengklaim itu adalah serangan angkatan laut “Israel”.
Serangan tersebut diduga menyebabkan kerusakan parah pada rumah dan infrastruktur sipil lainnya di dekat lokasi serangan, dengan penduduk setempat melaporkan mendengar dan melihat ledakan dan kebakaran besar. Tidak ada korban jiwa, sipil atau lainnya, yang dilaporkan.
Militer “Israel” mengklaim dalam sebuah pernyataan pada Rabu pagi (5/7) bahwa mereka telah menargetkan apa yang diklaim sebagai beberapa daerah yang digunakan oleh Hamas, termasuk “bengkel senjata bawah tanah” dan “situs untuk memproses komponen roket”.
Klaim yang dibuat oleh militer “Israel” mengenai identitas targetnya tidak dapat diverifikasi.
“Israel” menuduh bahwa serangan itu terjadi setelah beberapa roket ditembakkan dari Gaza menuju kota Sderot di “Israel”. Roket tidak menimbulkan korban atau kerusakan dan dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome “Israel”, menurut militer “Israel”.
Daerah kantong pesisir Jalur Gaza, rumah bagi dua juta warga Palestina, telah berada di bawah pengepungan “Israel”-Mesir yang melumpuhkan selama 16 tahun.
Pada Selasa (4/7), warga di jalur terkepung mengorganisir unjuk rasa solidaritas untuk Jenin di Tepi Barat yang diduduki setelah pasukan “Israel” melakukan operasi militer mematikan di kamp pengungsi, yang terbesar sejak 2002.
Serangan di Gaza terjadi hanya beberapa jam sebelum kendaraan militer “Israel” yang tersisa meninggalkan kamp pengungsi Palestina setelah serangan selama dua hari.
Selama serangan itu, setidaknya 12 warga Palestina tewas, dan lebih dari 100 orang terluka, dengan 20 diyakini berada dalam kondisi kritis. Ribuan juga terpaksa mengungsi dari rumah mereka di kamp pengungsian. (zarahamala/arrahmah.id)