FLORIDA (Arrahmah.com) – Ketika mereka berkabung atas kematian teman-teman dan rekan-rekannya dalam penembakan di klub malam gay di Orlando, pria homoseksual di Orlando sangat bersemangat untuk ikut serta menyumbangkan darahnya bagi para korban yang selamat.
Tapi mereka marah dan kecewa. Pasalnya hukum federal memberlakukan kondisi yang ketat untuk menjaga penularan HIV. Laki-laki gay hanya bisa mendonorkan darahnya jika mereka belum pernah berhubungan seks dengan pria lain selama satu tahun.
Larangan donor darah bagi kaum homo ini muncul pada tahun 1983 karena khawatir mengandung virus HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya.
Jadi, saat orang berbondong-bondong berbaris di luar bank darah di tengah udara panas yang menyesakkan untuk mendonorkan darah mereka setelah serangan yang menewaskan 50 orang dan menyebabkan 53 orang terluka – dan respon tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang luas biasa – para pria gay terpaksa hanya duduk dan menonton antrian panjang para pendonor itu.
“Saya menikah. Saya gay dan aktif secara seksual dengan suami saya, tentu saja. Tapi saya tidak memenuhi syarat untuk menyumbangkan darah,” kata Rob Domenico, anggota dewan dan ketua penggalangan dana di The Center, pusat komunitas LGBT utama di Orlando, sebagaimana dilansir Zaman al-Wasl, Selasa (14/6/2016).
“Jadi pada saat saya sangat ingin membantu menyelamatkan saudara-saudara saya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi, ini sangat mengecewakan,” katanya.
The Center dipadati dengan aktivitas pada Senin (13/6) saat relawan mengatur janji bagi mereka yang membutuhkan konseling setelah penembakan itu dan mengirim pasokan makanan, minuman, bahkan perlengkapan mandi untuk keluarga korban.
Di luar The Center, Chris Callen, (34), mengatakan bahwa ia sangat mengetahui Pulse – klub malam gay dmana aksi penembakan terjadi – dia bekerja di sana berpenampilan sebagai waria.
Dan dia mengaku sangat kehilangan teman-temannya dalam serangan itu.
“Saya kehilangan tujuh teman” katanya.
Callen mengatakan bahwa dia tidak bisa mendonorkan darahnya karena ia telah mengidap HIV-positif selama hampir tujuh tahun.
(ameera/arrahmah.com)