JAKARTA (Arrahmah.com) – Indonesia akan kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembentukan Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika.
Saat ini, dokumen Deklarasi Palestina, bersama dengan dua dokumen lainnya, yaitu Bandung Message dan Reinvigorating The New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) tengah digodok oleh para perwakilan negara anggota di New York dan sudah 90 persen rampung.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengungkapkan hasil dari pembahasan itu yang akan dibawa kembali ke Indonesia untuk dijadikan sebagai salah satu agenda besar dalam Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Nanti akan difinalkan, pembahasan di New York sudah 90 persen untuk memunculkan deklarasi dukungan untuk Palestina,” ujar Andi di Merah Plaza TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015), dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Andi, bagi Indonesia, ketika KAA digelar pertama kali pada tahun 1955, ada keinginan untuk memerdekakan bangsa-bangsa Asia.
“Satu pekerjaan rumah yang tersisa dari KAA 1955 adalah Palestina. Jadi Indonesia menggaungkan lagi komitmennya untuk memerdekakan Palestina,” kata Andi.
Langkah nyata untuk memerdekakan Palestina, ucap Andi, dilakukan di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lembaga tinggi internasional. “Nanti konkretnya apa yang bisa kita lakukan di tingkat PBB,” ujar dia.
Andi berpandangan saat ini Palestina merupakan anggota tidak tetap PBB. Oleh karena itu, Indonesia akan tetap mendukung kemerdekaan Palestina hingga mendapat persetujuan dari organisasi yang diketuai Ban Ki Moon itu.
“Kita akan lakukan di PBB dan jejaring yang sudah kita dapat dan konsolidasi yang akan kita lakukan di Konferensi Asia Afrika di Bandung untuk mendukung Palestina,” kata dia.
Sebelumnya, salah satu diplomat Perwakilan Tetap Republik Indonesia di New York, Purnomo Chandra, menyatakan bahasa dalam Deklarasi memerlukan perhatian khusus.
Pasalnya, selain menyerukan dukungan untuk kemerdekaan Palestina, dokumen ini juga membahas strategi-strategi pokok pembangunan kapasitas negara tersebut saat sudah merdeka.
Konferensi Asia Afrika akan dihelat pada 19-24 April. Pertemuan tingkat pejabat tinggi sendiri akan diselenggarakan di Jakarta pada 22-23 April. Pada, 24 April seluruh perwakilan negara akan menuju ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya. (azm/arrahmah.com)