BAGHDAD (Arrahmah.com) – Sekretaris pertahanan Amerika Serikat pada hari Selasa (28/7) memuji pasukan Irak karena berhasil mengambil kontrol militer AS, sambil bersumpah bahwa AS akan mendukung dan membantu Irak mengakhiri perpecahan politis yang akan mengancam keamanan Irak.
Robert Gates, di Irak pada kunjungan sebelumnya yang tidak diumumkan, bertemu dengan pasukan AS di pangkalan militernya dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan pemimpin Irak di Baghdad.
Delapan orang meninggal ketika Gates mengunjungi ibukota Irak oleh sebuah bom di dekat pusat belanja dan bioskop.
“(Komandan AS di Irak Jenderal Ray) Odierno dan saya yakin bahwa pasukan Irak yang mampu menghadapi tantangan pengamanan di perkotaan ini dan secepatnya mereka harus menjaga seluruh negara mereka, tapi kami siap membantu jika dibutuhkan,” kata Gates arogan, kurang dari satu bulan setelah pasukan AS mengundurkan diri dari perkotaan di Irak.
“Kami juga akan membantu dalam penyelesaian sengketa perbatasan dan hidrokarbon, sengketa yang memerlukan komitmen untuk terus menerus melakukan proses politik, bukan hanya komitmen dalam bicara tapi juga dalam berbuat,” katanya dalam sebuah konferensi pers dengan menteri pertahanan Irak.
Komentar Gates ini begitu mencerminkan kekhawatiran barat bahwa ancaman keamanan terbesar Irak berikutnya akan berasal dari perseteruan politik antara kaum Kurdi dan Arab daripada mujahidin.
Tentu saja didorong oleh berbagai macam intrik dan kepentingan, Gates direncanakan akan mengunjungi wilayah Kurdi di utara untuk menemui pimpinan Presiden Kurdi Masoud Barzani.
Semakin jelaslah bahwa perhatian serta kekhawatiran Amerika Serikat yang berlebih yang diperlihatkan melalui rencana kunjungan Gates ke beberapa tokoh berpengaruh di Irak merupakan sebuah cara agar Irak tetap ada di bawah dikte AS.
Penarikan mundur pasukan AS dari beberapa kota besar Irak pada akhir Juni lalu dan keseluruhan Irak pada tahun 2012, yang merupakan sejarah pertama penarikan mundur AS di Irak, hanyalah salah satu strategi teknis AS yang memang tidak lepas dari manipulasi. Dan adalah dengan semakin menyulut konflik politik antara Kurdi dengan Arab, selain berbagai upaya ‘smooth’ lainnya.
Mengingat masih kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh angkatan perang boneka Irak, menteri pertahanan Irak Abdel Qader Jassim, yang berbicara di samping Gates, mengatakan Irak punya banyak alternatif dan akan membuat keputusan yang lebih memprioritaskan pada pengadaan pesawat tempur.
“Kami harus mendapatkan beberapa pesawat tempur yang bisa kami gunakan untuk melindungi wilayah udara kami sampai akhir 2011,” kata Jassim. Perancis, Cina, dan Rusia merupakan negara-negara yang telah menjual persenjataan pada Irak sejak masa lalu.
Odierno menambahkan bahwa angkatan udara AS akan selalu membantu Irak dalam melindungi wilayahnya. Odierno pun menyatakan Washington sedang berupaya untuk menyusun solusi kreatif bagi permasalahan angkatan perang Irak. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)