WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dedengkot Pentagon Robert Gates dan menlu AS Hillary Clinton pada hari Minggu (11/4) membela Presiden Afghanistan Hamid Karzai dengan mengatakannya sebagai mitra yang sangat berharga bagi AS, meskipun sempat terjadi ketegangan akibat komentar Karzai yang ‘mengancam’.
Tindakan ini merupakan tindakan yang serupa dengan yang dilakukan Barack Obama sebelumnya. Nampaknya para pejabat Amerika Serikat tengah gemar berbondong-bondong untuk merayu Karzai. Komentar penguasa Afghanistan itu telah sedikit membuat AS kalang kabut.
Karzai memiliki hubungan baik dengan pemimpin pasukan AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, Gates mengatakan.
“Apa yang dapat saya katakan pada Anda adalah Jenderal McChrystal masih terus bertemu dengan dia (Karzai) secara teratur. Mereka memiliki hubungan yang sangat positif. McChrystal mendapatkan kerjasama yang sangat baik dari Presiden Karzai,” pada kata Gates pada ABC News.
Baik Gates maupun Clinton sama-sama menyatakan dukungan dan pengertiannya pada upaya Karzai untuk memperbaiki keretakan yang terjadi antara Washington dan Kabul.
Gates menjelaskan bahwa Washington harus hati-hati dalam menanggapi Karzai agar tidak lagi diterima oleh Kabul bahwa AS tidak menghormati kedaulatan Afganistan.
“Saya pikir kita harus memahami bahwa dia (Karzai) ada di bawah tekanan,” katanya, dengan menambahkan bahwa Karzai “memiliki khalayak dalam negeri maupun luar negeri.”
Gates, berbicara dengan NBC Meet the Press, mengatakan bahwa “jika ada penyerangan terhadap dirinya, pada keluarganya, dan pada negaranya, atau penghinaan terhadap kedaulatan Afghanistan, maka dia akan bereaksi.”
“Dan dia akan bereaksi keras,” lanjut Gates.
Clinton, yang muncul bersama Gates pada talk show televisi hari Minggu itu, mengatakan Karzai, sebagaimana halnya beberapa pemimpin negara lainnya, menganggap bahwa kata-kata kasar dalam koran-koran Amerika kemungkinan besar mencerminkan sikap resmi pemerintah AS.
“Dia tidak sendirian dalam mempertanyakan apakah jika dia diserang oleh beberapa surat kabar di Amerika Serikat, berarti ada pemerintah di belakangnya?” kata Clinton kepada NBC.
“Dan tidak biasa bagi kami untuk menanggapi koran-koran itu/ Dan saya melihat fenomena serupa dari para pemimpin yang memiliki kesepakatan dengan saya,” katanya.
Clinton menambahkan bahwa ia telah “banyak bersimpati pada Presiden Karzai dan stres luar biasa yang ia alami setiap menit setiap hari dalam hidupnya.”
Komentar terbaru Karzai yang kontroversial itu muncul setelah Presiden Barack Obama mengunjungi Kabul dan mendesaknya untuk bertindak mengatasi korupsi.
Para pengamat mengatakan bahwa ledakan emosi Karzai mungkin merupakan reaksi terhadap tekanan AS secara langsung atau upaya untuk meningkatkan dukungan di dalam negeri yang melemah karena kelompok-kelompok oposisi dan Taliban, menggambarkan Karzai sebagai boneka pemerintah Barat. (althaf/afp/dawn/arrahmah.com)