WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sekretaris Pertahanan Robert Gates mengatakan pada Rabu (13/5) bahwa momentum perang Afghanistan tahun ini akan berubah bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
Amerika Serikat mengirimkan puluhan ribu tentaranya ke Afganistan tahun ini sebagai bagian dari strategi baru Obama untuk dengan dalih mengembalikan stabilitas Afghanistan akibat adanya pemberontakan para mujahidin Taliban dan kelompok lainnya.
Dalam sebuah langkah yang mengejutkan untuk meningkatkan peperangan, minggu ini Gates mengumumkan pemunduran panglima tertinggi AS dan NATO di Afganistan, Jenderal David McKiernan.
Ia memilih Letnan Jendral Stanley McChrystal, pejabat khusus operasi militer, untuk mengambil alih tugas McKiernan.
“Dengan strategi baru ini, dan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam pendekatan militer kami, harapan saya semoga menjelang akhir tahun ini kami akan mulai melihat momentum perubahan,” kata Gates kepada Dewan Perwakilan AS.
Gates mengatakan usaha AS di Afganistan tidak hanya berarti untuk jangka pendek, tapi ia berharap bahwa lewat tahun-tahun terakhirnya, pihaknya akan dapat memperlihatkan fakta dimana segalanya akan sesuai dengan yang mereka atur jauh-jauh hari.
Amerika Serikat mempunyai 45.000 tentara di Afganistan sekarang menjaid 68.000 personil dengan pertambahan sekitar 13.000 awal tahun ini. Sekutu AS, sebagian besar bangsa-bangsa yang tergabung dalam NATO, berjumlah lebih dari 30.000 tentara.
Sebagian besar tentara AS tambahan ini disebarkan ke Afganistan selatan, bagian negara yang paling rawan dan disinyalir merupakan daerah pertahanan mujahidin Taliban.
Kekerasan yang terjadi di Afganistan tahun ini telah menginjak tingkat yang paling buruk sejak angkatan perang Afghanistan yang ditunggangi AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan pada 2001.
Pada saat yang sama, di hadapan Dewan Perwakilan, Laksamana Mike Mullen, ketua Staf Gabungan militer AS, mengatakan dia sangat berharap bahwa Amerika Serikat bisa memberikan ‘dampak yang besar’ tahun ini dan pada 2010 bagi Afghanistan.
Jatuhnya lebih dari 150 warga sipil dalam serangan pesawat tempur AS di provinsi Farah belum lama ini, ternyata dibenarkan oleh Mullen. Mullen mengatakan: “Untuk sementara, kami akan mengakibatkan jatuhnya lebih banyak korban. Kami akan menyebabkan lebih banyak yang dibunuh dan lebih banyak yang luka.” (Althaf/arrahmah.com)