WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gates bimbang. Setelah belum lama ini memutuskan untuk tidak mau mengirimkan lagi pasukan AS ke Afghanistan dan Irak, petinggi Pentagon itu kembali menjilat ludahnya.
Gates berencana menambah jumlah angkatan perangnya di kedua negara tersebut karena merasa AS akan terancam jika dibiarkan tanpa adanya pasukan tambahan.
Berpidato pada konferensi pers Pentagon bersama Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan, Sekretaris Pertahanan AS Robert Gates mengumumkan bahwa militernya sudah mencapai titik kritis dan penuh resiko.
Gates mengemukakan bahwa tujuan penambahan jumlah tersebut adalah untuk mengurangi resiko penyebaran yang sudah dilakukan dengan jumlah pasukan seadanya. Menurutnya, telah begitu banyak tentara sudah mengalami giliran yang panjang dan berulang di Afganistan dan Irak.
“Ini adalah langkah penting dan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa kami terus mendukung keperluan para pembela tanah air kami di wilayah tersebut dengan semestinya. Selain itu kami juga bermaksud menyediakan keringanan untuk angkatan perang kami sekarang dan keluarga-keluarga mereka,” Gates menerangkan.
Gates pun mengatakan pertambahan akan bertahan tiga tahun fiskal, memperluas jumlah pasukan AS dari 547.000 saat ini menjadi maksimal 569.000 personil.
Kantor Pendanaan Kongres AS telah memperkirakan bahwa penambahan sekitar 30.000 pasukan akan menambah jumlah dana perang AS sekitar $2 hingga $4miliar dalam waktu satu tahun.
Hal tersebut seiring dengan adanya laporan yang mengindikasikan bahwa Majelis Perwakilan dan Komite Senat AS telah mengesahkan pembiayaan yang sudah sangat besar hanya untuk satu departemen itu saja (departemen pertahanan) dalam rangkaian kebijakan luar negeri sang polisi dunia tersebut.
Sementara itu, anggaran pertahanan AS pada tahun 2010 yang direncanakan oleh Presiden Barack Obama harus menghadapi penyeimbangan kembali, karena hingga saat ini AS terlalu banyak mengeluarkan dana perang tak terduga di Irak dan Afghanistan.
Di bawah rencana baru ini, Pentagon harus memotong pembelian senjata konvensional dan ketar-ketir untuk menyebarkan sumber daya yang akan melindungi kepentingan perang di lapangan maupun melalui jaringan komputernya. (Althaf/arrahmah.com)