GARUT (Arrahmah.com) – Gerakan Reformis Islam (Garis) menolak Aceng HM Fikri dilengserkan dari jabatan Bupati Garut hanya karena melakukan kawin siri. Garis menyatakan bahwa perkawinan siri dibenarkan dalam Islam. Akibat aksinya ini Garis dituding sebagai massa pro-Aceng.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Garis, Chep Hernawan, di tengah sekitar 40 massa Garis saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Garut Jalan Patriot, Kamis (13/12).
Dia bahkan lantang menuding sejumlah ormas Islam, termasuk Muhammadiyah, serta sejumlah kaum perempuan yang turun berunjuk rasa menuntut Bupati Aceng mundur mendapat bayaran dari pihak tertentu.
“Kami datang ke sini karena ada pihak-pihak yang hendak mengobok-obok Syari’at Islam. Kawin siri itu dibenarkan dalam Islam. Maka kami minta Pansus tidak melengserkan Aceng HM Fikri dari Bupati karena kawin siri,” ujarnya.
Garis juga menuduh pihak zionis turut bermain di Garut dalam kasus kawin siri Bupati Aceng HM Fikri. Komisi Nasional Hak Azasi Manusia pun disebutnya sebagai corong yahudi, antek Amerika dan anti Islam.
DPRD Garut juga dikecam karena tidak berani mem-Pansus-kan kasus Ahmadiyah di Garut.
Dalam aksinya, sejumlah pengunjuk rasa menurunkan beberapa baliho pernyataan sikap sejumlah ormas dan elemen pergerakan yang terpasang di gedung DPRD. Antara lain pernyataan sikap keluarga Muhammadiyah, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Laskar Wanita GMBI. ,
Aksi sempat diwarnai kericuhan ketika Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Garut, Ganda Permana, naik ke atas kendaraan massa Garis untuk meminta baliho yang diturunkan massa Garis. Hal itu berakhir dengan percekcokan.
Ricuh ini dipicu pernyataan Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Kabupaten Garut, Ganda Permana.
GMBI merupakan LSM yang aktif berunjuk rasa dan menuntut agar Aceng Fikri segera mundur setelah berbagai kasus yang melilitnya. Bermula saat massa pendukung Aceng yang tergabung dalam Gerakan Reformis Islam Indonesia (Garis) berdemo di depan Gedung DPRD, Jalan Patriot Garut. Orator meneriaki tuntutan massa, yakni pembubaran Pansus DPRD yang bertugas menginvestigasi nikah “kilat” Bupati Aceng.
Tiba-tiba, Ketua GMBI naik ke podium dan merebut mikrofon yang dipakai salah satu orator kelompok Garis. “Siapa yang mencabut spanduk yang dipasang GMBI?” kata Ganda di hadapan massa. Semula, massa Garis hanya diam.
Entah siapa yang duluan, massa kemudian merangsek ke arah Ganda yang berdiri di atas mobil. Beberapa pendemo berhasil mendaratkan pukulan di badan Ganda.
Polisi dari Polres Garut yang menjaga aksi demonstrasi langsung mengamankan Ganda sebelum jadi bulan-bulanan massa. Polisi berusaha menenangkan pendemo hingga kondisi kembali kondusif.
Ganda kemudian dibawa polisi ke kantor sekretariat GMBI yang tak jauh dari Gedung DPRD Garut. Sementara, sejumlah perwakila Garis melakukan audiensi dengan anggota DPRD Garut terkait tuntutannya agar pansus nikah singkat dibubarkan. (bilal/dbs/arrahmah.com)