TEHERAN (Arrahmah.com) – Iran akan menghancurkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya jika mereka melewati “garis merah” Teheran, kepala elit Garda Revolusi (IRGC) mengatakan dalam sebuah pidato pada rapat umum pro-pemerintah yang mengecam protes keras pekan lalu atas kenaikan harga bahan bakar.
Berbicara kepada ribuan demonstran pro-pemerintah di ibu kota pada Senin (25/11/2019), Jenderal Hossein Salami menuduh AS, Inggris, “Israel” dan Arab Saudi memicu kerusuhan, di mana belasan orang dibunuh oleh pasukan keamanan Iran.
“Kami telah menahan diri, kami telah menunjukkan kesabaran terhadap tindakan bermusuhan Amerika, rezim Zionis [Israel] dan Arab Saudi terhadap Iran, tetapi kami akan menghancurkan mereka jika mereka melewati garis merah kami,” ujarnya seperti dilansir Al Jazeera.
Para demonstran, yang mengibarkan bendera Iran dan spanduk bertuliskan “Kematian bagi Amerika” dan “Kematian bagi Israel”, turun ke Lapangan Enqelab (Revolusi). Beberapa di antara kerumunan membakar bendera Amerika.
Hubungan antara Teheran dan Washington merosot ke level terendah pada Mei tahun lalu ketika AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan internasional yang memberi Iran bantuan dari sanksi dengan imbalan pembatasan atas program nuklirnya.
Sebelum rapat umum pada Senin, kementerian luar negeri Iran mengutuk “campur tangan negara-negara asing” dalam kekerasan jalanan beberapa waktu lalu.
“Kami merekomendasikan mereka menyaksikan aksi unjuk rasa yang terjadi hari ini di negara kami sehingga mereka menyadari siapa orang sebenarnya di negara kami,” klaim jurubicara Abbas Mousavi.
Amnesti Internasional mengatakan pada Senin (25/11) sedikitnya 146 demonstran tewas di seluruh Iran sejak para pemimpinnya memerintahkan pasukan keamanan untuk membasmi aksi protes anti-pemerintah.
Otoritas Iran sebelumnya membantah korban tewas yang dilaporkan Amnesti, menyebut kelompok HAM itu “bias” dan mengklaim hanya mereka yang bisa memberikan angka akurat.
“Menurut laporan yang kredibel, mereka yang tewas termasuk sedikitnya 143 orang,” kata kelompok yang bermarkas di London itu. “Kematian hampir seluruhnya diakibatkan oleh penggunaan senjata api.”
Amnesti mengatakan pekan lalu pasukan keamanan telah menembakkan kerumunan pengunjuk rasa dari atap rumah dan, dalam satu kasus, dari sebuah helikopter.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan lusinan polisi yang mengendarai sepeda motor memasuki kerumunan dan menyerang pengunjuk rasa. Video lain menunjukkan polisi menembaki orang-orang dengan senjata tajam.
Ribuan pemuda dan kelas pekerja Iran turun ke jalan pada 15 November setelah harga bahan bakar dinaikkan setidaknya 50 persen, menyuarakan kemarahan mereka.
Para pengunjuk rasa dengan cepat memperluas tuntutan mereka untuk pemecatan pemimpin yang dipandang tidak bertanggung jawab dan korup.
Kekerasan meletus dengan sedikitnya 100 bank dan puluhan bangunan dibakar, kerusuhan terburuk di Iran sejak kerusuhan terkait dugaan penipuan pemilu meletus pada 2009. (haninmazaya/arrahmah.com)