TEHERAN (Arrahmah.com) – Garda Revolusi Iran telah bersumpah akan membalas serangan terhadap parade militer yang menewaskan 29 orang dan melukai 70 lainnya di kota Ahwaz beberapa hari lalu.
Pasukan elit Iran tersebut, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (23/9/2018) mengatakan bahwa mereka yang berada di balik serangan akan menghadapi “pembalasan mematikan dan tak kenal ampun dalam waktu dekat”, lansir Al Jazeera.
Para pejabat Iran menyalahkan dua negara Teluk dan Amerika Serikat atas serangan itu, menuduh mereka telah mendukung kelompok separatis Arab Al-Ahvaziya yang mengklaim tanggung jawab atas serangan itu.
Presiden Hassan Rouhani juga bersumpah akan memberikan “respon yang menghancurkan”, sementara Ayatollah Ali Khamenei mengaitkan serangan dengan AS dan “sekutunya di kawasan”.
Sementara para pejabat Iran belum secara langsung menyebutkan negara-negara Teluk yang mereka tuduh, para pengamat meyakini komentar diarahkan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan “Israel”, yang memiliki hubungan buruk dengan Iran.
UEA telah membantah tuduhan Iran yang menyinggung keterlibatannya dalam melatih pasukan yang mengklaim serangan tersebut.
“Hasutan formal terhadap UEA dari Iran sangat disayangkan, dan telah meningkat setelah serangan Ahwaz,” ujar Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gragash dalam sebuah tweet.
Sementara itu AS melalui utusan PBB nya mengatakan itu terjadi karena Rouhani telah menindas rakyatnya untuk waktu yang lama.
Empat pria bersenjata yang mengenakan seragam militer melepaskan peluru ke kerumunan tentara yang tengah berbaris, pengamat dan pejabat pemerintah yang menonton pertunjukan parade militer.
Sedikit yang diketahui tentang kelompok Al-Ahvaziya, namun juru bicara Garda Revolusi Iran (IRGC), Ramezan Sharif mengklaim kepada kantor berita ISNA bahwa mereka “didanai oleh Arab Saudi”. (haninmazaya/arrahmah.com)