UTTAR PRADESH (Arrahmah.com) – Polisi India menangkap delapan orang dan sedang mencari dua orang lagi pada Rabu (30/9/2015) setelah warga desa diduga memukul seorang petani Muslim sampai mati dan anaknya terluka parah setelah mendengar desas-desus bahwa keluarga itu sedang makan daging sapi, yang tabu bagi banyak kalangan mayoritas penduduk Hindu India.
Massa Hindu yang berjumlah sekitar 60 orang menjadi marah ketika kuil mengumumkan bahwa keluarga itu telah menyembelih sapi dan menyimpan daging sapi di rumah mereka di Bisara, sebuah desa sekitar 25 mil (45km) sebelah tenggara dari ibukota New Delhi, India, kata hakim distrik Nagendra Pratap Singh.
Dia mengatakan bahwa massa menyeret Muhammad Akhlaq, (52), dan anaknya dari rumah mereka pada Senin malam (27/9/2015) dan memukuli mereka dengan tongkat dan batu bata. Akhlaq dinyatakan meninggal di rumah sakit terdekat, sementara anaknya sedang dirawat karena luka serius yang dideritanya, sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Rabu (30/9/2015).
Sejak perdana menteri Narendra Modi – seorang nasionalis Hindu – menjabat tahun lalu, ekstrimis Hindu telah menuntut agar India melarang penjualan daging sapi, yang merupakan industri penting bagi banyak warga miskin, yang merupakan komunitas Muslim minoritas India. Di banyak negara bagian di India, penyembelihan sapi dan penjualan daging sapi dibatasi atau bahkan dilarang.
Bagi orang Hindu, sapi dipuja sebagai sesuatu yang suci, dan sapi-sapi itu banyak berkeliaran secara bebas di sekitar lingkungan kota dan di jalan raya selama jam-jam sibuk.
Anggota parlemen oposisi Shashi Tharoor mengatakan dalam pesan Twitter bahwa “pembunuhan mengerikan itu menunjukkan sikap fanatik yang lepas kendali terhadap sapi, dan orang India seharusnya bebas memakan apa saja yang mereka inginkan.”
Ketika polisi menangkap tersangka pada Selasa (29/9/2015), sekelompok pengunjuk rasa menyerang petugas dan kendaraan mereka, sehingga polisi terpaksa melepaskan tembakan, menurut surat kabar lokal, termasuk diantaranya adalah Indian Express. Seorang pria berusia 20 tahun dilaporkan terluka, kata surat kabar itu.
Delapan tersangka di tahan dan didakwa dengan pasal pembunuhan dan kerusuhan. Polisi sedang mencari dua tersangka lainnya di daerah itu.
Saudara Akhlaq, (46), Jan Muhammad Saifi, mengatakan bahwa keluarganya bingung dengan serangan itu. “Mengapa kami yang ditargetkan? Kami tidak makan daging sapi,” katanya.
Dia menyalahkan organisasi Hindu garis keras lokal yang telah menghasut kekerasan. “Mereka mengumumkan bahwa keluarga kami telah menyembelih sapi, dan mereka memprovokasi orang untuk menyerang rumah kami.”
Putri Akhlaq, Sajida, mengatakan bahwa keluarganya menyimpan daging kambing di dalam kulkas, bukan daging sapi, menurut Indian Express. Polisi mengatakan bahwa mereka telah mengirim sampel daging yang diambil dari rumah Akhlaq ke laboratorium untuk menentukan apakah daging itu adalah daging kambing atau sapi.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah perayaan Idul Adha, ketika keluarga Muslim di India secara tradisional menyembelih seekor kambing, meskipun di negara lain, orang menyembelih sapi dan unta sebagai kurban.
Pihak berwenang di Uttar Pradesh telah memerintahkan untuk melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, kata pejabat negara Alok Ranjan.
(ameera/arrahmah.com)