ANKARA (Arrahmah.com) – Seorang pria di Turki ditangkap karena telah menyetrum istrinya sampai mati. Dia mengklaim perbuatannya itu sebagai hukuman kepada istrinya karena telah melahirkan seorang anak perempuan.
VT, (29), berasal dari provinsi Diyarbakir, dilaporkan telah membunuh istrinya M.T, (33), dengan menyetrum kepalanya saat dia sedang tidur di rumah mereka pada 25 Januari. M.T, (33), telah melahirkan putri keduanya pada 24 Januari dan keluar dari rumah sakit sehari kemudian. Saat M.T tertidur karena kelelahan, dia dibunuh oleh suaminya, yang diduga menggunakan kabel listrik dan sarung tangan untuk melindungi dirinya dari tegangan listrik, sebagaimana dilansir oleh Hurriyet Daily News, Sabtu (7/6/2014).
Lebih gila lagi, pria ini melakukan aksinya sambil menelpon polisi dengan mengatakan bahwa ia membunuh istrinya. Sayangnya polisi tidak berhasil membujuk pria itu untuk menghentikan niat jahatnya.
“Saya membunuh seseorang, saya akan memberimu alamat,” VT mengatakan kepada polisi, menurut transkrip percakapan telepon antara VT dan polisi.
“Siapa yang kau bunuh?” Tanya seorang perwira polisi di ujung telepon.
“Saya membunuh istri saya sekarang,” kata V.T.
“Apakah kau sudah membunuhnya atau Anda akan membunuhnya?” Tanya operator.
“Saya yakin bahwa dia belum mati, tapi saya akan membunuhnya jika diperbolehkan bagi saya untuk membunuhnya,” kata V.T.
Operator bertanya mengenai masalah yang terjadi antara V.T. dengan istrinya, berharap tersangka akan mengatakannya kepada petugas polisi ketika mereka datang ke rumah tersangka.
“Saya memberitahu Anda bahwa saya telah membunuh istri saya; Anda bertanya apa masalahnya?,” kata tersangka.
“Anda bilang Anda akan membunuh seseorang kemudian Anda mengatakan Anda telah membunuh seseorang,” kata operator, menyiratkan bahwa pernyataan pria itu membingungkan.
“Saya menutup mulutnya. dan dia sekarang berada dalam pergolakan kematiannya,” kata pria itu.
Operator menjawab bahwa ia akan mengirim satuan unit polisi ke TKP. Operator itu juga bertanya apakah ia harus mengirim ambulans juga, V.T. pun setuju.
Pengacara dari keluarga korban, Elif İpek Türenç, mengkritik bahwa operator itu telah gagal untuk mengatakan apa saja yang memungkinkan untuk menghentikan pria itu melanjutkan rencananya untuk melakukan pembunuhan.
“Jelas bahwa petugas polisi [di telepon] tidak berusaha untuk meyakinkan pria itu untuk tidak membunuh istrinya. Jika petugas polisi itu memiliki kapasitas persuasif yang tinggi dan menerima pelatihan tentang bagaimana menyikapi telepon seperti itu, kemungkinan istrinya bisa hidup hari ini,” kata Türenç.
V.T. kemudian mengatakan kepada polisi bahwa ia diberitahu oleh kekuatan jahat untuk membunuh istrinya dan ia tidak bisa menolaknya.
Namun, keluarga korban menyatakan bahwa pria itu telah merencanakan pembunuhan tersebut dan ingin menghindar dari hukuman dengan berpura-pura memiliki masalah mental, menurut Harian Hurriyet.
Sementara itu, Burak Göncü, seorang pengacara yang lain untuk keluarga korban, mengatakan kepada pengadilan pada 4 Juni bahwa pria itu membunuh istrinya karena telah melahirkan anak perempuan untuk yang kedua kalinya.
“Terdakwa adalah seorang pembunuh profesional. Dia menyiapkan kabel, obeng dan sarung tangan terlebih dahulu. Dia menunggu sampai pukul 03:00 saat istrinya tertidur pulas. Kemudian ia menaruh listrik ke kepalanya dengan kejam. Dia telah menunggu sampai saat terakhir untuk melihat apakah istrinya akan melahirkan seorang anak perempuan,” kata Göcü saat rapat dengar pendapat pada tanggal 4 Juni di mana terdakwa tidak hadir.
(ameera/arrahmah.com)