DIRIYAH (Arrahmah.id) — Delegasi Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) terlibat ketegangan sampai pejabat Negeri Paman Sam mempersingkat kunjungan dalam pertemuan tentang dialog antaragama di Diriyah.
Pada Senin (11/2/2024), delegasi AS untuk kebebasan beragama mengatakan pihaknya mempersingkat kunjungan di Saudi setelah salah satu anggotanya diminta melepas kippah. Kippah merupakan penutup kepala yang menjadi simbol umat Yahudi.
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan antara Arab Saudi dan sekutu AS, Israel, terkait agresi brutal di Jalur Gaza Palestina, dan upaya AS mendorong normalisasi hubungan antara kedua negara setelah konflik selesai.
Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) mengatakan insiden itu terjadi ketika delegasinya mengunjungi Diriyah, sebuah kota bersejarah dekat Riyadh dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Dalam kunjungan itu, Rabi Ortodoks Abraham Cooper yang menjadi salah satu delegasi AS disebut diminta melepas kippah yang ia kenakan. Namun, Rabi Cooper “menolak permintaan mereka agar ia mencopot penutup kepalanya.”
“Tidak seorang pun boleh ditolak aksesnya ke situs warisan, terutama yang dimaksudkan untuk menyoroti persatuan dan kemajuan, hanya karena keberadaannya sebagai seorang Yahudi,” kata Cooper dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP (12/3).
USCIRF mengatakan Cooper dan wakilnya, Pendeta Frederick Davie, diundang untuk mengunjungi lokasi tersebut pada Selasa pekan ini sebagai bagian dari kunjungan resmi mereka.
Kunjungan USCIRF ini berlangsung setelah beberapa kali penundaan. Ketika tiba di situs bersejarah itu, USCIRF mengklaim para pejabat Saudi meminta agar Cooper melepas kippahnya “saat berada di lokasi tersebut dan kapan pun dia berada meskipun Kementerian Luar Negeri Saudi telah menyetujui kunjungan lapangan tersebut.”
“Arab Saudi sedang mendorong perubahan berdasarkan Visi 2030,” kata Cooper.
“Di saat anti-Semitisme sedang berkecamuk, permintaan untuk melepas kippah saya membuat kami dari USCIRF tidak mungkin melanjutkan kunjungan kami.”
USCIRF sangat menyayangkan hal ini terjadi pada perwakilan “lembaga pemerintah AS yang mempromosikan kebebasan beragama.”
USCIRF adalah badan penasihat pemerintah AS yang diberi mandat oleh Kongres AS dalam urusan dialog antaragama dan kebebasan beragama.
Lembaga itu menggambarkan insiden tersebut sebagai “menyakitkan.”
“Ini secara langsung bertentangan tidak hanya dengan narasi resmi pemerintah tentang perubahan tetapi juga tanda-tanda nyata dari kebebasan beragama yang lebih besar di Kerajaan yang kami amati secara langsung,” bunyi pernyataan USCIRF.
Kedutaan Besar Saudi di Washington DC menuturkan insiden itu merupakan sebuah kesalahpahaman.
“Insiden malang ini adalah akibat dari kesalahpahaman protokol internal,” ucap kedutaan.
Kedutaan pun mengakui bahwa Cooper tidak diizinkan masuk ke Gerbang Diriyah imbas kesalahpahaman ini.
“Masalahnya telah diselesaikan namun kami menghormati keputusannya untuk tidak melanjutkan tur,” tambahnya. (hanoum/arrahmah.id)