LANCASHIRE (Arrahmah.com) – Setelah kasus ditemukannya jejak DNA babi pada makanan halal, Muslim di Lacashire, Inggris, mengkhawatirkan tentang sertifikasi halal pada makanan yang dipasok ke sekolah-sekolah.
Hubungan antara Dewan Masjid Lancashire dengan pemerintahan kota Lancashire menjadi renggang sejak tiga bulan lalu ketika Dewan Masjid mendesak para orangtua untuk tidak memakan makanan yang mengandung daging yang disediakan oleh pemerintahan daerah Lancahsire.
“Masyarakat Muslim Lancashire sangat terkejut bahwa pemasok produk yang terkontaminasi babi diberi sertifikat oleh Otoritas Makanan Halal (HFA),” pernyataan ini dikeluarkan oleh Dewan Masjid Lancashire yang dikutip The Asian Image pada Kamis pekan lalu.
“Kami mendesak masyarakat dan sekolah-sekolah di seluruh Lancashire untuk memboikot produk-produk yang terakreditasi HFA hingga investigasi selanjutnya.”
Peringatan ini keluar karena kekhawatiran apakah produk-produk halal benar-benar terakreditasi dengan baik oleh otoritas yang disetujui oleh pemerintahan kota.
Masalah ini semakin mengkhawatirkan setelah belum lama ini jejak DNA babi ditemukan pada dua jenis jajanan yang dikirim ke penjara-penjara oleh sebuah perusahaan pemasok daging halal lokal.
Kasus ini mencuat setelah juru bicara Badan Standarisasi Makanan Inggris (FSA) mengatakan bahwa makanan yang berlabel halal yang dipasok ke penjara-penjara terkontamintasi daging babi.
Meskipun skandal makanan halal ini memanas, tetapi Dewan Kota Lancashire menolak permintaan Dewan Masjid untuk memboikot makanan dari HFA, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap memasok daging dari HFA, salah satu dari badan sertifikasi halal resmi.
“Satu-satunya produk yang kami beli melalui HFA adalah produk ayam halal yang datang dari pemasok yang hanya memproses ayam di tempatnya, sehingga kami tidak khawatir tetang kontaminasi silang dengan daging babi,” kata Roger Eakhusrt, asisten direktur dewan badan perdagangan Lancashire. (siraaj/arrahmah.com)