NICOSIA (Arrahmah.id) — Kepala sekolah menengah atas Irsen Kucuk menolak mengizinkan seorang siswi muslimah masuk kelas setelah ia datang mengenakan jilbab. Dia menganggap bahwa penggunaan jilbab merupakan pakaian yang tidak pantas dan melanggar peraturan sekolah.
Dilansir Yeni Duzen (29/3/2025), terjadi diskusi alot antara siswi muslimah dan keluarganya dengan staf sekolah.
Ketegangan dilaporkan meningkat kemudian ketika tiga pejabat tinggi dari kementerian pendidikan tiba di sekolah, mencoba untuk membatalkan keputusan sekolah dan mengizinkan siswi tersebut untuk masuk kelas.
Para pejabat dilaporkan langsung pergi ke kantor kepala sekolah, dan pada saat itu kepala sekolah langsung pingsan karena panik didatangi pejabat.
Namun setelah insiden tersebut, presiden serikat guru pendidikan menengah Siprus Turki (Ktoeos), Selma Aylem, menyerukan pengunduran diri menteri pendidikan utara Nazim Cavusoglu.
Berbicara di luar sekolah bersama sekretaris jenderal serikat, Tahir Gokcebel, Aylem mengatakan bahwa guru dari berbagai sekolah menengah pertama dan atas menyatakan solidaritas dengan serikat.
Gokcebel kemudian membuat pernyataan publik, menuduh wakil menteri kementerian pendidikan dan direktur departemen pendidikan menengah memberikan tekanan ekstrem pada kepala sekolah.
“Anak-anak berada di bawah tekanan. Semua 700 siswa dianiaya dan dieksploitasi,” kata Gokcebel, mengklaim bahwa meskipun peraturan disiplin telah dicabut pada hari Senin, administrasi sekolah tetap berada di bawah pengaruh yang tidak semestinya.
Ia menekankan bahwa sekularisme adalah prinsip fundamental dan tidak dapat dinegosiasikan bagi masyarakat Siprus Turki, dan menyerukan kepada kekuatan eksternal untuk menjauhkan tangannya dari sekolah dan anak-anak kami.
Gokcebel juga mengkritik kedutaan besar Turki di Nicosia, dengan menyatakan, “Ini adalah Siprus. Negara ini memiliki pendidikan, budaya, dan agamanya sendiri. Tunjukkan rasa hormat atau tinggalkan saja.” (hanoum/arrahmah.id)