KANADA (Arrahmah.com) – Seorang pria muslim, Muhammad Kashif, dari Saskatoon mengatakan dia ditikam beberapa kali dari belakang ketika berjalan di blok 2900 Preston Avenue South, Jumat (25/6/2021).
“Seorang pria memegangi kepala saya dan mulai melecehkan saya. Dia menggunakan kata “f” dan banyak hal lainnya. Lalu bertanya ‘Mengapa kamu mengenakan baju ini?’ ‘Mengapa kamu ada di sini?’ Pergi kamu kembali ke negaramu.’ ‘Kami membenci Muslim’ dan semacamnya. Hal itu tidak mengapa, tetapi ketika mereka memotong janggut saya, itu sangat menyakitkan saya, ”kata Kashif, seperti dikutip dari Global News (25/6).
Kashif, yang telah tinggal di Kanada sejak usia 12 tahun, yakin bahwa pelaku berjumlah dua orang, sebab dia merasa ada orang yang memegangi dia selain orang yang mencukur janggutnya.
“Setelah itu, lengan saya ditikam. Di lengan saya sisi yang satu ada 14 jahitan, dan di sisi lainnya 5 jahitan. Punggung saya juga sakit tetapi tidak ada jahitan,” ungkapnya.
Polisi mengatakan pria Saskatoon berusia 32 tahun itu saat ini sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan yang masih shock.
Walikota Saskatoon Charlie Clark merilis pernyataan tentang serangan pada hari Jumat.
“Saya ngeri dan sedih tentang serangan yang ditargetkan terhadap Mohammad Kashif di kota kami sendiri pagi ini. Saya prihatin dengan Pak Kashif. Saya prihatin dengan keluarga mudanya. Dan saya prihatin dengan seluruh komunitas Muslim,” bunyi pernyataan Clark.
Clark menambahkan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima karena berdampak pada rasa aman, kesejahteraan, rasa memiliki, dan memengaruhi keputusan sehari-hari komunitas muslim.
“Kami harus membangun kota di mana setiap orang aman untuk menjalani hidup mereka tanpa takut diserang karena menjalankan keyakinan, nilai, atau identitas mereka,” tambah pernyataan itu.
Walikota menyeru agar semua warga bekerja keras bersama untuk melawan aksi-aksi rasialis dan diskriminasi individu. Dia meminta agar kelompok yang menyebarkan supremasi kulit putih, Islamofobia, dan segala bentuk diskriminasi lainnya diselidiki dan dimintai pertanggungjawaban. (hanoum/arrahmah.com)