TEL AVIV (Arrahmah.id) — Seorang jurnalis terkemuka Yahudi ultra-Ortodoks Israel bersembunyi setelah rumahnya diserang oleh gerombolan sayap kanan Israel. Aksi penyerangan dipicu setelah jurnalis Yahudi itu memberikan rasa solidaritas terhadap warga Palestina yang dibombardir di Gaza.
Dilansir Middle East Eye (16/10/2023), gerombolan sayap kanan Israel mengepung rumah Israel Frey pada Sabtu (14/10) malam, menembakkan suar ke langit, dan mengancam akan membunuhnya.
Frey, yang merupakan kontributor Middle East Eye, secara terbuka mengkritik kebijakan Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 2.750 warga Palestina dalam 10 hari terakhir. Dia juga membacakan doa pelayat Yahudi Kaddish untuk perempuan dan anak-anak di Gaza.
Gerombolan itu meneriakkan kata “pengkhianat” berulang kali dan mengatakan kepada tetangganya di Bnei Brak, pinggiran kota Tel Aviv, agar mereka mengusur Frey.
Setelah Frey berhasil mengevakuasi anak-anaknya tanpa dukungan polisi, petugas akhirnya datang ke rumahnya untuk mengawalnya sekitar pukul 02.30.
Menurut Haaretz, Frey mengatakan seorang petugas polisi dengan sengaja meludahinya saat mereka menuju ke bawah. Dia dituduh mendukung Hamas saat diantar ke mobilnya.
Frey menuduh para pengunjuk rasa mengikuti mobilnya saat dia berkendara ke Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv.
Menurutnya, para pengunjuk rasa adalah pengikut ultra-Ortodoks dari rabbi sayap kanan Meir Kahane. Kahane adalah pendiri kelompok ultranasionalis Kahane Chai, yang dihapus dari daftar “organisasi teroris asing” Amerika Serikat tahun lalu.
Frey juga dihadang oleh para pengunjuk rasa di rumah sakit, kemudian menghindari lokasi kejadian dengan bantuan seorang teman.
Frey sebelumnya mendapat masalah karena pandangannya terhadap konflik Israel-Palestina. Pada bulan Desember, dia ditangkap karena memuji seorang Palestina yang diduga merencanakan serangan terhadap pasukan Israel di Jaffa. (hanoum/arrahmah.id)