TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pemimpin Partai “Campuran Negara” “Israel”, Benny Gantz, menyatakan bahwa saatnya untuk membawa perubahan besar di Timur Tengah dengan berkoordinasi dengan apa yang disebutnya sebagai “sekutu besar” Amerika Serikat. Hal ini disampaikan setelah laporan yang mengungkapkan bahwa “Israel” berencana menyerang situs nuklir Iran bulan depan, namun rencana tersebut digagalkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam unggahan di platform X, Gantz menyebutkan bahwa rezim Iran adalah “ahli dalam menunda waktu dan mengulur-ulur” dan meyakini bahwa “Israel” mampu menyerang Iran. Ia menekankan bahwa “Israel” harus bersatu dengan Amerika Serikat untuk “menggerakkan kekuatan dan membawa perubahan di Timur Tengah.”
Rencana “Israel” yang Tertunda
Menurut laporan New York Times yang mengutip pejabat dan sumber yang mengetahui informasi terkait, “Israel” telah menyiapkan rencana untuk menyerang situs nuklir Iran bulan depan. Namun, rencana tersebut dibatalkan oleh Trump demi merundingkan kesepakatan dengan Teheran mengenai pembatasan program nuklir Iran.
Surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa pejabat “Israel” telah mengatur serangan terhadap situs-situs nuklir pada bulan Mei dan optimis akan mendapatkan persetujuan dari Gedung Putih. Namun, sumber dari pemerintahan Trump mengungkapkan bahwa Wakil Presiden JD Vance dan sejumlah pejabat lainnya berpendapat bahwa Trump memiliki kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan Iran. Jika perundingan gagal, Trump disebut akan mendukung serangan “Israel” terhadap Iran.
New York Times juga melaporkan bahwa Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, bertemu dengan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu dan Kepala Mossad, David Barnea, untuk membahas opsi-opsi terhadap Iran, termasuk operasi rahasia yang didukung Amerika Serikat dan penerapan sanksi lebih ketat.
Peringatan dari Badan Energi Atom Internasional
Sementara itu, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, memperingatkan terhadap potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam pertemuan di Teheran dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, Grossi mengatakan, “Kami sangat jelas bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir tidak dapat diterima dan hanya akan memperburuk masalah.” Ia juga menambahkan bahwa serangan tersebut bisa menimbulkan “konsekuensi radiasi” dan dampak lingkungan yang serius, serta berisiko menyebabkan perang besar.
Meskipun Trump lebih mengutamakan negosiasi untuk mencapai kesepakatan mengenai program nuklir Iran, ia tidak menutup kemungkinan untuk melakukan serangan militer jika perundingan tersebut gagal.
Pekan lalu, putaran pertama pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran telah dimulai di Muscat, Oman, dan putaran kedua antara Araghchi dan utusan Presiden AS, Steven Weitzkov, akan dilaksanakan pada Sabtu depan.
(Samirmusa/arrahmah.id)
FOLLOW US
📢 Telegram Utama
🎥 Telegram Video
📸 Instagram
🐦 X (Twitter)
💬 WhatsApp Channel
🎵 TikTok
▶️ YouTube
🔴 Redz App