JAKARTA (Arrahmah.com) – Menggantikan Tito Karnavian, Komjen Suhardi Alius bakal dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pelantikan ini sendiri bakal dilakukan hari ini, Rabu (20/7/2016) sekira pukul 09.30 WIB. Tito telah beberapa hari memimpin Kepolisian Indonesia dan kursi kepemimpinan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang semula dia pimpin harus diisi.
“Suhardi Alius akan dilantik besok (hari ini- red, Rabu 20 Juli 2016) 09.30 WIB,” kata Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan saat dikonfirmasi awak media, Selasa 19 Juli 2016.
Pengangkatan Suhardi menjadi Kepala BNPT menyusul terpilihnya Jenderal Tito Karnavian menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Suhardi sampai sekarang menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).sejak Januari 2015, setelah sebelumnya adalah kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia menggantikan Jenderal Polisi Sutarman.
Sampai pelantikan Alius itu dilaksanakan, Tito menyandang jabatan ganda: kepala Kepolisian Indonesia dan kepala BNPT.
Suhardi Alius merupakan lulusan Akpol 1985. Sebelumnya, ia juga sempat menjabat Kepala Bareskrim Polri selama satu tahun lebih, terhitung mulai November 2013 hingga Januari 2015, menggantikan Sutarman yang naik menjadi Kapolri ketika itu.
Suhardi juga tercatat pernah menjabat Kepala Divisi Humas Polri dan Kapolda Jawa Barat, sebelum menjadi Kabareskrim.
Meski belum pernah memiliki kekhususan dalam menangani terorisme, Luhut yakin Suhardi merupakan pilihan terbaik yang diusulkan Polri untuk menjadi Kepala BNPT dan disetujui oleh Presiden Jokowi. “Itu mungkin (pilihan) yang terbaik Polri,” ujarnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai masuknya Suhardi ke BNPT menunjukkan gerbong Kapolri baru Jenderal Tito Karnavian mulai bergerak meski Tito baru beberapa hari menjadi pimpinan Kepolisian. Suhardi adalah angkatan muda di Polri.
“Lulusan Akpol 85 ini memang belum pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror. Tapi Suhardi pernah menjabat sebagai Kabareskrim dan dia ‘tersingkir’ menjadi Sekretaris Utama Lemhanas pasca konflik KPK-Polri,” katanya, Selasa (19/7).
Menurut Neta, dengan tampilnya Suhardi sebagai Kepala BNPT, maka bintangnya kembali bersinar. Namun tantangan Suhardi di BNPT tergolong berat, terutama dengan tewasnya tokoh teroris Santoso di Poso.
“Bukan mustahil akan ada serangan balasan dari para teroris. Antisipasi serangan inilah yang harus dilakukan dengan maksimal oleh BNPT,” ujar Neta.
Dengan bergesernya Suhardi terlihat komposisi ‘kabinet’ Tito di Polri akan mengandalkan duet Akpol 87 dan 85. Neta menyebut tak heran jika berkembang kabar bahwa calon kuat yang akan menggantikan Wakapolri Komjen Budi Gunawan adalah Komjen Syafruddin, Akpol 85 yang kini menjabat Kalemdikpol.
(azm/dbs/arrahmah.com)