FLORIDA (Arrahmah.id) — Seorang guru di Florida dipecat setelah diduga mengganggu siswa Muslim saat mereka sedang shalat. Tidak hanya itu, dia juga menuduh muridnya sedang melakukan ” praktik sihir”, seperti yang nampak di video TikTok yang mendadak viral.
Dalam video – yang diposting pada hari Kamis (8/12/2022) dan disukai lebih dari 880.000 kali – itu, seperti dilansir NBC News (11/12), nampak tiga siswa Muslim Franklin Academy melakukan shalat dengan salah satu dari mereka membacakan surah At Tin.
Saat mereka turun ke lantai untuk sujud, seorang guru terdengar di latar belakang.
“Tunggu, ini kantorku,” kata guru itu. “Kalian semua sedang melakukan sihir.”
Guru itu kemudian terdengar meniup peluit sebelum berjalan melewati mereka yang sedang shalat. Kakinya menginjak salah satu tangan siswa yang sedang shalat.
Dalam sebuah pernyataan tentang insiden tersebut, Franklin Academy mengatakan bahwa mereka mengetahui “video TikTok yang sangat meresahkan” pada hari Kamis dan mereka “tidak mentolerir perilaku diskriminatif dalam bentuk apa pun”.
“Meskipun kami tidak membahas masalah personel, kami dapat menyampaikan bahwa guru yang bersangkutan bukan lagi anggota staf Akademi Franklin,” bunyi pernyataan yang diunggah ke Facebook.
Franklin Academy tidak menyatakan identitas guru tersebut dengan jelas dan tidak menjawab apapun pasca kejadian tersebut.
“Sangat penting bagi pengelola dan staf sekolah untuk mengetahui praktik-praktik dasar iman untuk melayani siswa yang menjalankan iman mereka, dalam hal ini umat Islam,” kata Abdullah Jaber, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Florida (CAIR-Florida).
Pada tahun 2022, CAIR-Florida mencatat telah terjadi peningkatan tajam dalam intimidasi dan diskriminasi anti-Muslim di sekolah.
Sekitar 48% keluarga Muslim yang disurvei oleh Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) melaporkan memiliki anak usia sekolah yang “menghadapi intimidasi berbasis agama” pada tahun 2022, menurut sebuah laporan.
“Seperlima keluarga Muslim melaporkan bahwa intimidasi terjadi hampir setiap hari,” kata organisasi nirlaba tersebut dalam laporan tersebut.
Menurut ISPU, orang tua Muslim melaporkan bahwa anak-anak mereka diintimidasi karena keyakinan mereka di sekolah oleh siswa dan orang dewasa. Sekitar 64% dari mereka mengatakan intimidasi tersebut berasal dari siswa lain di sekolah dan 42% mengatakan itu berasal dari seorang guru atau pejabat sekolah.
Penindasan juga dilakukan secara daring, dengan 31% keluarga melaporkan anak mereka diintimidasi oleh siswa lain secara daring dan 19% mengklaim guru atau pejabat sekolah adalah sumber dari perundungan maya.
“Singkatnya, banyak anak dan orang tua Muslim harus khawatir tentang intimidasi berbasis agama di sekolah dan online dari siswa lain dan bahkan orang dewasa tepercaya di sekolah,” kata ISPU. (hanoum/arrahmah.id)