JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Jeni Ruslan menyatakan, para ahli peneliti Indonesia lebih banyak beralih ke luar negeri daripada menjadi peneliti di negaranya sendiri.
“Banyak ahli dan peneliti Indonesia meninggalkan negara ini untuk menjadi peneliti di luar negeri. Mereka mencari yang terbaik karena ditawari gaji yang mahal,” ujar Jeni dikutip Antara.
Dia menjelaskan, dari puluhan ahli peneliti yang sebelumnya menjadi peneliti di Indonesia, kini setengahnya bekerja di beberapa pusat penelitian di luar negeri.
“Gaji para peneliti di Indonesia kecil dan minim. Bila jabatannya segitu gajinya tetap segitu. Akibatnya banyak ahli peneliti Indonesia berlomba-lomba menjadi peneliti di luar negeri, karena tawaran gaji yang lebih besar dari pusat penelitian yang ada di luar negeri. Akhirnya kita kehilangan ahli-ahli terbaik Indonesia,” kata Jeni.
Jeni menilai, produk ciptaan para peneliti Indonesia kurang dihargai oleh pemerintah, padahal mereka telah bekerja dengan maksimal dan dengan baik untuk menciptakan produk alat tersebut.
“Hasil kerja para peneliti kurang di-support pemerintah, setidaknya ada upaya pemerintah memberikan ruang gerak bagi peneliti untuk lebih mempromosikan hasil penelitiannya. Para peneliti pastinya sangat bangga jika hasil penelitiannya digunakan masyarakat luas. Tetapi nyatanya produk para peneliti banyak dikesampingkan,” kata Jeni.
Dia juga menilai, dana penelitian dari pemerintah kurang, demikian pula fasilitas laboratorium yang kurang mendukung penelitian.
“Seharusnya produk para peneliti kita harus dihargai, contohnya produk dari Digantara (PT DI) yang berhasil menciptakan pesawat terbang,” katanya.
Ia mengatakan, dengan kendala-kendala tersebut, peringkat Indonesia dari hasil penelitian masih jauh di bawah dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan India. (antara/arrahmah.com)