WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS telah mengakhiri upayanya untuk melatih pasukan oposisi Suriah baru dan mengatakan hanya akan menyediakan peralatan dan senjata untuk pasukan yang sudah ada, lansir BBC pada Sabtu (10/10/2015).
Program senilai 500 juta USD dihujani kritikan setelah diketahui bahwa pejuang oposisi yang dilatih oleh AS telah menyerahkan kendaraan dan amunisi mereka ke Mujahidin Suriah.
Sebelumnya terdapat laporan bahwa hanya tersisa empat atau lima personil dari kelompok pertama yang dilatih AS dan telah disebar di Suriah.
Program ini ditujukan untuk melatih dan melengkapi 5.400 pejuang oposisi moderat yang akan mengikuti perintah AS dan melindungi kepentingan AS di Suriah dan rencananya 15.000 pejuang lainnya akan dilatih pada tahun 2016. Namun rencana tersebut pupus karena AS telah mengalami kegagalan pada gelombang pertama.
Dari dua kelompok yang telah selesai dilatih oleh AS dan disebarkan di Suriah, kelompok pertama sebagian besar ditangkap oleh Mujahidin Jabhah Nushrah dalam sebuah pertempuran di bulan Juli lalu. Kelompok kedua menyerahkan banyak peralatan dan persenjataan untuk Mujahidin Jabhah Nushrah di bulan September.
New York Times mengutip pernyataan seorang sumber di Departemen Pertahanan AS yang tidak ingin disebutkan namanya, melaporkan bahwa AS tidak akan lagi merekrut pemberontak Suriah untuk ikut pelatihan di Yordania, Qatar, Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.
Sebaliknya, akan mendirikan sebuah pusat pelatihan kecil di Turki di mana sebagian besar “pemimpin” oposisi akan diajarkan manuver operasional seperti bagaimana memanggil serangan udara, ujar surat kabar tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)