TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pasukan Muammar Gaddafi kembali melepaskan sejumlah roket Grad di kota-kota di pegunungan barat Libya, dan menghancurkan persediaan bahan bakar utama di wilayah tersebut, lansir AFP, Minggu (8/5/2011).
Setidaknya sembilan orang pemberontak tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam bentrokan sengit di kota barat laut, Zintan, saat pasukan yang setia kepada Gaddafi berusaha menekan pemberontak di beberapa area, Sabtu (7/5).
Pasukan menghancurkan pusat persediaan bahan bakar di Misrata, yang ada di bawah pengepungan Gaddafi selama lebih dari dua bulan, dan menjatuhkan ranjau di area pelabuhan dengan menggunakan helikopter yang ditempeli spanduk Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Serangan tersebut disinyalir bisa memicu kelangkaan bahan bakar yang akan menghambat akses listrik dan perjalanan.
“Tampaknya Gaddafi semakin putus asa. Semakin ia berambisi untuk memperoleh kemenangan, semakin ia ingin mengokang senjatanya serta mengarahkannya pada rakyatnya sendiri,” kata Abdul Hafiz Ghoga, wakil ketua oposisi Dewan Nasional Transisi.
Eskalasi serangan terus ditingkatkan Gaddafi di kota pelabuhan dan kota-kota barat yang dikepung, yang dekat dengan perbatasan Tunisia, menurut Ghoga. Sementara pada saat yang sama, mereka pun menyerang kota oasis selatan, Ojla dan Jalo, lanjut Ghoga.
Ghoga mengatakan peningkatan kekerasan yang dilakukan pemimpin haus darah Libya itu mencerminkan reaksi atas tekanan politik dan ekonomi yang meningkat setelah Perancis, Inggris, dan Jerman mengusir diplomat Libya dan mengucurkan dana kepada pemberontak.
“Reaksi alami Gaddafi adalah untuk melampiaskan malapetaka terhadap penduduk, terhadap warga sipil dan tempat tinggalnya,” katanya.
NATO mengaku tidak ada pelanggaran zona terbang pada Kamis ketika salah satu kapal yang terlibat dalam operasi penyelamatan Libya melihat sejumlah helikopter terbang di atas Misrata, yang kemudian menjadi target rentetan tembakan dari pasukan pemberontak.
Jurubicara ICRC di markas besarnya di Jenewa mengatakan mereka telah menerima laporan serupa namun tidak bisa mengkonfirmasi laporan tersebut, karena organisasinya saat ini tidak memiliki tim di lapangan. (althaf/arrahmah.com)