LONDON (Arrahmah.com) – Rezim Gaddafi telah mengirimkan salah satu utusan paling terpercaya ke London untuk mengadakan pembicaraan rahasia dengan para pejabat Inggris, Guardian mengungkapkan, Jumat (1/4/2011).
Mohammed Ismail, pembantu putra Gaddafi, Saif al-Islam, mengunjungi London dalam beberapa hari terakhir, sumber-sumber pemerintah Inggris mengkonfirmasi. Kontak dengan Ismail yang diyakini telah menjadi salah satu dari sekian banyak kontak antara Barat dengan sejumlah pejabat Libya dalam dua minggu terakhir, bersamaan dengan rezim Gaddafi yang telah memperlihatkan tanda-tanda menyerah.
Pengungkapan kunjungan Ismail ini datang beberapa saat setelah berpihaknya Moussa Koussa, menteri luar negeri Libya dan mantan kepala intelijen eksternal, ke Inggris. Moussa Koussa merupakan orang penting bagi Inggris untuk memperoleh informasi dari rezim Gaddafi sejak awal 1990-an.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Duta Besar Inggris untuk Libya, Richard Northern, dan sejumlah petugas MI6 memulai sebuah wawancara panjang dengan Koussa setelah ia terbang ke bandara Farnborough pada Rabu malam dari Tunisia. Sumber-sumber pemerintah mengatakan interogasi memakan waktu yang agak lama karena pikiran Koussa terpecah karena ia masih meninggalkan keluarganya di Libya.
Kementerian Luar Negeri Inggris telah menolak “untuk memberikan komentar mengenai kontak dengan Ismail atau pejabat rezim lainnya. Namun berita tentang pertemuan ini terjadi di tengah spekulasi yang merebak bahwa putra Gaddafi, Saif al-Islam, Saadi, dan Mutassim, ingin melakukan negosiasi damai dengan Barat.
“Sudah ada semakin banyak bukti baru-baru ini bahwa anak-anak Gaddafi ingin mencari jalan keluar,” kata seorang sumber diplomatik Barat.
Meskipun profilnya tidak begitu muncul di Libya maupun ranah internasional, Ismail diakui oleh diplomat sebagai seorang kunci dan wakil yang sangat diandalkan oleh Saif al-Islam. Menurut memo yang dibocorkan oleh WikiLeaks, Ismail mewakili pemerintah Libya dalam negosiasi pembelian senjata dan rekan diskusi tentang isu-isu militer dan politik.
“Pesan yang disampaikan padanya adalah bahwa Gaddafi harus turun dan akan ada pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan di pengadilan pidana internasional,” kata seorang juru bicara Kementrian Luar Negeri pada Guardian. Ia menolak untuk menguraikan apa lagi yang telah dibahas. (althaf/arrahmah.com)