TRIPOLI (Arrahmah.com) – Mantan penguasa diktator Libya, Muammar Gaddafi, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melindungi kampung halamannya di Sirt dari kejahatan yang dilakukan oleh pasukan salibis NATO.
“Jika Sirt diasingkan oleh seluruh dunia demi kejahatan yang dilakukan terhadapnya, maka dunia memiliki kewajiban untuk tidak mengabaikannya. Anda harus bertanggung jawab dan terlibat dalam menghentikan kejahatan ini,” kata Gaddafi dalam surat yang dikutip oleh statsiun televisi Suriah, Al Rai pada Rabu (14/9/2011).
“Terorisme dan kehancuran yang dilakukan oleh NATO di wilayah Sirt tidak bisa digambarkan,” lanjutnya.
Televisi Al Rai, satu-satunya media yang masih berhubungan dengan Gaddafi, menyatakan bahwa surat itu dialamatkan pada DK PBB.
NATO melakukan lebih kurang 122 serangan udara di kota kelahiran Gaddafi pada hari Selasa (13/9), menghantam satu pusat komando, satu peluncur roket, dua senjata pencegah rudal, satu kendaraan militer dan empat sistem radar, NATO menyatakan.
Sejak mengambil alih komando di Libya pada 31 Maret, pesawat tempur salibis NATO telah melakukan 22.578 serangan, termasuk 8.471 serangan tiba-tiba, lapor Reuters.
Warga sipil telah berhasil melarikan diri dari Sirt yang saat ini dikepung oleh pemberontak, tetapi masih ada di bawah kendali pasukan pro-Gaddafi. Mereka menyatakan bahwa kondisi kemanusiaan di kota pesisir itu sangat kritis.
Menurut keterangan pemberontak, sejumlah tank ditempatkan di sekitar kota untuk mencegah warga sipil agar tidak melarikan diri serta mengantisipasi adanya serangan dari pasukan pemberontak. (althaf/arrahmah.com)