TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, menyerukan diakhirinya “serangan barbar” terhadap Libya dalam sebuah surat yang ditujukan pada kekuatan internasional yang sedang berkumpul di London pada Selasa (29/3/2011) untuk membicarakan masa depan bangsanya.
Dalam surat tersebut, yang ditujukan kepada anggota pertemuan untuk memetakan masa depan Libya pasca-Gaddafi, sosok kuat itu menyamakan serangan udara yang dipimpin NATO dengan kampanye militer yang diluncurkan oleh Adolf Hitler selama Perang Dunia II.
Operasi militer ini diluncurkan lebih dari seminggu yang lalu oleh Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat untuk menegakkan zona larangan terbang PBB di Libya dan untuk melindungi warga sipil yang diserang oleh pasukan Gaddafi.
Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat telah sepakat bahwa perundingan London harus membantu “transisi politik di Libya,” kata sebuah pernyataan kepresidenan Prancis pada Selasa (29/3).
Sementara itu, kelompok HAM yang berbasis di London mencatat 30 kasus hilangnya sejumlah aktivis yang dicurigai menjadi pejuang pemberontak atau pendukung pemberontakan.
Kasus orang hilang ini telah dimulai bahkan sebelum protes di Libya berubah menjadi pemberontakan bersenjata, kata Amnesty dalam laporan setebel 10 halaman, berjudul “Libya: tahanan dan orang hilang” pada Senin (28/3).
Mereka telah menculik orang-orang, termasuk seorang jurnalis, seorang blogger terkenal, seorang kolonel tentara Libya yang telah memuat artikel tentang pelanggaran hak asasi melalui internet, dua anak sekolah 14 tahun, dan beberapa remaja lainnya, kata laporan itu.
Ada yang ditangkap di rumah di depan keluarga mereka, sementara yang lain hilang begitu saja.
“Tampaknya bahwa ada kebijakan yang sistematis untuk menahan orang yang dicurigai penentang kekuasaan Kolonel Gaddafi, menahan mereka, melarang pihak keluarga untuk mencari informasi anggota keluarganya yang ditahan, dan mentransfernya ke benteng di barat Libya,” kata direktur Amnesti untuk Timur Tengah, Malcolm Smart.
“Oleh karena ini, ada banyak alasan untuk percaya bahwa individu-individu (yang ditahan) ini berada pada risiko serius penyiksaan dan perlakuan buruk,” tambah Smart.
“Kolonel Gaddafi harus menghentikan tindakan yang keterlaluan ini dan memerintahkan pasukannya untuk mematuhi hukum internasional.” (althaf/arrahmah.com)