TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pemimpin Libya berusaha mencegah gelombang kedua serangan udara dengan mengumumkan gencatan senjata lain pada pukul 19:00 waktu setempat, Minggu (20/3/2011). Namun hal ini tidak mencegah pesawat tempur F-16 Amerika lepas landas dari pangkalan udara Italia satu jam setelah pengumuman tersebut.
Ledakan dilaporkan terjadi di Tripoli dan tembakan anti-aircraft terdengar dari kediaman Muammar Gaddafi. Kepulan asap dilaporkan muncul dari dekat istana sang diktator. Amerika telah mengambil alih gelombang udara untuk memperingatkan penduduk agar tidak mengganggu operasi militer.
Pada hari Minggu (20/3), Gaddafi menolak untuk mundur setelah putaran pertama serangan udara dari AS dan sekutunya yang didukung PBB. Gaddafi menyatakan bahwa ia telah mempersenjatai lebih dari satu juta orang untuk melakukan “perang berkepanjangan”.
Namun, putaran kedua dimulai, dan juru bicara militer Libya memerintahkan semua unit di negara itu untuk melakukan gencatan senjata.
Komandan Koalisi mengaku berhati-hati terhadap kebenaran isu gencatan ini. Juru bicara Tim No. 10 mengatakan, “Setiap orang akan ingat bahwa dalam beberapa hari terakhir Kolonel Gaddafi mengumumkan gencatan senjata yang ia langgar sendiri. Itulah sebabnya, kami merespon tindakannya, kata-katanya, dan kami akan melakukannya lagi.”
Pada hari yang sama (20/3), aliansi militer AS, Inggris, dan Perancis memberangkatkan Tornado dari RAF Marham saat datang laporan bahwa pasukan Gaddafi masih menargetkan pemberontak di Misurata dan Zintan. (althaf/arrahmah.com)