MISRATA (Arrahmah.com) – Dewan Nasional Transisi Libya mengatakan bahwa Muammar Gaddafi telah dimakamkan, begitu juga dengan anaknya Mutassim dan mantan pembantunya. Pemakaman tersebut dilakukan di sebuah lokasi rahasia di gurun pada waktu subuh.
Suku Qaddafa meminta agar jenazah Gaddafi dikirimkan kepada mereka dan akan dimakamkan di kampung halamannya di Sirte, namun permintaan tersebut ditolak.
“NTC tidak menginginkan kuburan tersebut dijadikan tempat suci, sehingga anggota suku diizinkan untuk mendoakan jenazah sebelum dikuburkan, dan kemudian komandan NTC mengambil jenazah tersebut ke lokasi yang tidak dikenal di padang pasir dan menguburkannya,” katanya.
Dikatakan pemakaman dilakukan pada pukul 5:00 pagi waktu setempat (03:00 GMT).
Hamid juga mengatakan bahwa setelah empat hari dipamerkan di ruang freezer di sebuah mall, jenazah Gaddafi harus segera dipindahkan.
Salah satu alasan adalah proses pembusukan yang tidak bisa melambat sebagai akibat dari terus-menerusnya pintu ruangan freezer dibuka sebagai akibat banyaknya masyarakat yang ingin melihat jenazah Gaddafi tersebut.
Sementara itu kelompok hak asasi yang berkantor di New York, Human Rights Watch (HRW), memperingatkan adanya sebuah “tren pembunuhan, penjarahan dan pelanggaran lainnya” yang dilakukan oleh mereka yang telah berjuang melawan Gaddafi.
HRW mengatakan telah menemukan 53 mayat membusuk, yang tampaknya loyalis Gaddafi, di Sirte, dan bahwa ada indikasi mereka mungkin telah dieksekusi oleh pasukan revolusioner.
Mayat ditemukan di halaman hotel Mahari yang telah ditinggalkan, dan beberapa mayat tersebut dalam keadaan tangan terikat.
Peter Bouckaert, seorang peneliti untuk HRW, mengatakan hotel itu berada di bawah kendali pejuang NTC dari Misrata sebelum pembunuhan terjadi.
Berdasarkan kondisi mayat, kemungkinan para pria telah dibunuh antara 15 Oktober dan 19 Oktober, kata Bouckaert. Dari noda darah di rumput menunjukkan bahwa beberapa diantaranya ditembak dan tewas di tempat mereka ditemukan.
“Ini pembantaian terbaru, yang tampaknya merupakan bagian dari tren pembunuhan, penjarahan, dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh pasukan bersenjata anti-Gaddafi yang menganggap mereka berada di atas hukum,” Bouckaert mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Belum ada komentar atau pernyataan resmi dari pejuang NTC di Misrata.
Selain itu, Gene Cretz, duta besar AS untuk Libya, meminta Dewan Transisi Nasional untuk melakukan penyelidikan penuh, demikian kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
Sebelumnya, NTC telah memerintahkan penyelidikan atas kematian Gaddafi setelah tekanan internasional untuk menyelidikan penyebab kematian mantan penguasa Libya tersbeut.
Sebuah komisi penyelidikan telah dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan Gaddafi, yang ditangkap oleh para pejuang NTC luar Sirte pada hari Kamis. Gaddafi ditembak dan tak lama kemudian meninggal ketika dalam perjalanan ke Misrata.
“Sebagai tanggapan terhadap panggilan internasional, kita harus mulai untuk membentuk sebuah komisi yang bertugas menyelidiki keadaan kematian Muammar Gaddafi dalam bentrokan dalam proses penangkapannya,” kata Mustafa Abdel Jalil, kepala NTC, di Bengazi pada hari Senin (24/10). (rasularasy/arrahmah.com)