BANDUNG (arrahmah) – Forum Ulama Umat Indononesia (FUUI ) menganggap perlakuan massa Forum Pembela Islam (FPI) terhadap demo Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) masih di batas kewajaran.
“Jika benar tindakan perusakan dan pukulan ringan itu dilakukan oleh saudara kami dari FPI, oleh karena itu saya menilai bahwa hal tersebut masih lebih baik,” kata Ketua FUUI KH Athian Ali saat dihubungi okezone, Senin (2/6/2008).
Karena menurutnya, hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan Ahmadiyah yang telah mencoreng Islam dan telah menginjak iman dan keyakinan umat Islam.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Aliansi Umat Islam (Alumi) Hedi Muhammad yang mengatakan, bahwa peristiwa Monas 1 Juni kemarin merupakan akibat dari lambannya pemerintah dalam menyikapi persoalan ahmadiyah.
Oleh karena itu, pemerintah harus segera menyikapi permasalahan ini dengan berlandaskan UU No 1/PNPS/1965 tentang penodaan terhadap agama. Kecuali jika pemerintah menginginkan akibat yang lebih besar daripada ini.
Jadi lambatnya pemerintah dalam mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB), akan semakin berdampak terhadap disintegrasi bangsa.
Berkaitan kembali memanasnya isu aliran Ahmadiyah, Hedi juga menyoroti sikap KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang tidak bersikap bijak dalam menyikapi Ahmadiyah. Menurutnya Gus Dur lebih banyak memihak daripada bersikap bijak.
“Gus Dur yang merupakan mantan petinggi negara ini, seharusnya dapat bersikap bijak dengan berdiri di tengah. Karena kalau dia berpihak, akan membuat suasana semakin tidak kondusif. Lagipula kalau Gus Dur berpihak itu, bukan merupakan pemimpin yang bijak,” tegasnya. [fad/fuui]