JAKARTA (Arrahmah.com) – Forum Umat Islam (FUI) Senin siang (2/11) menggelar konferensi pers di kantor Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Jakarta Pusat. Dalam pernyataan pers yang disampaikan Sekretaris Jendral FUI Muhammad Al Khaththath, FUI meminta pemerintah segera mengusut dan melindungi umat dari bahaya penggerusan akidah.
FUI juga meminta agar LSM-LSM, baik asing maupun dalam negeri, yang melakukan kegiatan pemurtadan agar segera hengkang dari lokasi bencana.
Al Khaththath mengatakan, banyaknya LSM asing di lokasi bencana seringkali membawa misi ganda. Menurutnya, hal itu bukan kasus pertama kali yang terjadi. Sebelumnya, pada bencana Aceh dan Yogya, LSM-LSM asing sering berbuat ulah melakukan pemurtadan.
“Usir saja mereka! Saya rasa kita tidak butuh bantuan mereka. Umat Islam secara swadaya masih bisa kok membantu para korban bencana gempa di Sumbar,” tegas Al Khaththath kepada www.hidayatullah.com.
Untuk itu, kata al Khaththath, FUI berharap agar ormas maupun LSM Islam merapatkan barisan membentengi umat dari aktivitas pemurtadan dengan tetap memberi bantuan kepada mereka.
“FUI akan tetap mendampingi dan membantu korban gempa Sumbar selama setahun ke depan,” katanya.
Bukti Kasus
Selain merilis pernyataan sikap, FUI juga memutar video sebagai barang bukti kasus pemurtadan di Padang Alai.
Dalam rekaman video itu terlihat aksi pemurtadan yang dilakukan secara terbuka. Sekitar sepuluh orang, di antaranya beberapa bule, bergantian berkhutbah di tengah puluhan masyarakat Muslim Padang Alai.
Mereka berkhutbah dengan menggunakan bahasa Inggris yang diterjemah per kalimat oleh penterjemah mereka, seorang pastur dari Jakarta. Sembari tetap berkhutbah dan memuji-muji Yesus, misionaris asing tersebut membagikan alkitab kepada masyarakat.
Selesai berkhutbah mereka bernyanyi dengan diiringi petikan gitar. Beberapa anak diajak berdansa berputar ala koboi mengikuti irama. Selain itu, dalam rekaman video berdurasi puluhan menit tersebut, para misionaris membagikan uang yang tersimpan dalam kantong kresek berwarna hitam kepada masyarakat. Untuk orang dewasa per orang mendapat uang Rp. 10.000 dan anak-anak Rp. 5.000.
Menurut Humas MER-C, Muhammad Mursalin, video itu diperoleh dari seorang pemuda yang berhasil merekam aktivitas mereka melalui telepon genggam. Namun sayangnya aksi pemuda ini dipergoki salah seorang kelompok misionaris tersebut. Mereka meminta kepada pemuda tadi menyerahkan hasil rekamannya. Merasa terancam, pemuda itu melarikan diri.
“Sempat ada aksi kejar-kejaran. Alhamdulillah, pemuda itu berhasil meloloskan diri,” kata Mursalin.
Sebagaimana diketahui, Selasa (28/10) lalu, beberapa media telah memberitakan adanya kasus pemurtadan korban gempa bumi di kawasan Patamuan, Desa Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat yang dilakukan LSM asing.
Dugaan kasus pemurtadan di kawasan Patamuan, Padang Alai, Kabupaten Padang Pariaman, tercium pihak Polresta Pariaman. Polresta berhasil menyita 24 buah Injil. Selain itu, juga selebaran dan komik anak-anak dengan judul “Si Bodoh” dan “Bagaimana Caranya Jadi Kaya”, yang diduga disebarkan ke sekolah-sekolah.
Ketiga pelaku pemurtadan itu datang memberikan bantuan uang, bagi orang dewasa Rp10 ribu/orang, anak-anak Rp5.000/orang.
Kasat Reskrim Polresta Pariaman, AKP Hendri Yahya, menyebutkan, pelaku, St dan RG berasal dari California, AS, didampingi penerjemah mereka, Doni, dari Jakarta. (hdytlh/arrahmah.com)