JAKARTA (Arrahmah.com) – Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, pada Jumat (28/10/2011) rakyat menuntu SBY – Boediono untuk mundur karena dianggap tidak kredibel.
Beberapa bulan terakhir ini kita seakan menyaksikan ‘reality show’ yang dilakukan oleh penguasa negeri ini. Reshuffle kabinet dianggap para pengamat sebagai dagelan politik SBY dan pengalihan isu terhadap kasus-kasus seperti korupsi M. Nazarudin yang melibatkan Partai Berkuasa, korupsi di Kemenakertrans, Wisma Atlet SEA Games dan masih banyak lagi kasus yang tidak terselesaikan.
Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda Rakyat, Buruh, Mahasiswa, Ulama dan Profesional sudah mulai turun ke jalan menuntut agar SBY – Boediono mundur dari jabatan karena dinilai tak mampu mengurusi rakyat. Mereka mendobrak pintu gerbang DPR saat hujan mulai turun dan maghrib menjelang. Ada juga yang mendatangi Istana Negara.
Di depan gerbang DPR massa Forum Umat Islam bergabung dengan ribuan pekerja yang menuntut hak-hak mereka yang tercantum dalam RUU BPJS untuk disahkan jadi UU.
Sekjen FUI, Muhammad Al Khaththath, membacakan tuntutan yang berisi seruan kepada pimpinan MPR agar :
- Segera melakukan sidanga istimewa untuk memberhentikan presiden dan wakil presiden beserta seluruh anggota kabinetnya.
- Menghentikan seluruh kegiatan korupsi dan memperkaya diri. Siap hidup sederhana dan mengembalikan seluruh harta hasil korupsi.
- Menghetikan sistem politik demokrasi liberal yang berbiaya tinggi dan menggantinya dengan menerapkan syariat Allah dalam segala bidang.
Hal tersebut tentu wajar, pasalnya para pimpinan negara seolah tenggelam dalam perlombaan perebutan kekuasaan serta mengejar harta untuk menyiapkan kelanggengan kekuasaannya. Kedudukan sebagai pemimpin tak lagi dinilai sebagai amanah berat yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak, tetapi kekuasaan adalah kendaraan untuk menumpuk harta kekayaan. Sikap oportunis, hipokrit menjadi hal yang wajar di negeri yang kaya ini, namun banyak masyarakatnya yang miskin. (dbs/arrahmah.com)