JAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah mendatangi Kedubes Myanmar dan kantor perwakilan Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) di Jakarta. Massa Forum Umat Islam (FUI) mendatangi pula Kedubes Suriah di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan untuk menekan rezim Bashar Assad menghentikan kebiadaban terhadap kaum Muslimin di Suriah.
Di depan kedubes Suriah, Perwakilan Majelis Dakwah Umat Islam (MDUI) Ustad Abu Haris menyampaikan kondisi terkini konflik Suriah dan kekejaman Bashar Assad terhadap umat Islam di sana.
Ustadz Abu Haris menyampaikan secara detail kondisi kaum Muslimin di Suriah melalui surat Syaikh Ghayyats Abdul Baqi yang dititipkan ke dirinya. Umat Islam banyak yang bantai oleh tentara-tentara Assad. “kaum Muslimin dibantai, ana-anak dibunuhi, dan para wanita diperkosa oleh tentara Bashar Assad”, Ujarnya polisi di depan kantor Kedubes Suriah di Jl Karangasem, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat sore (13/7).
Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath juga membacakan pernyataan sikapya terhadap pemerintah Suriah. Menurut FUI, rezim Bashar telah memakan korban ribuan umat Islam terbunuh, ratusan muslimat diperkosa, ratusan ribu dipenjara dan jutaan mengungsi baik ke tempat lain yang lebih aman di Suriah maupun ke luar negeri.
“Dunia diam atas pembantaian yang amat kejam yang dilakukan oleh rezim Sosialis Ba’ath pimpinan Presiden Basyar Assad kepada rakyat sipil Muslim di berbagai kota di Suriah, bahkan kalau pun ada pembicaraan seperti di Jenewa dan Kairo hanyalah untuk membicarakan proposal rezim sekuler pasca Bashar. Padahal umat Islam dibantai dan mereka berhak hidup dengan syariat Islam yang mereka yakini,” kata Ustad Al Khaththath.
Oleh sebab itu, FUI mengutuk pembantaian, penindasan, dan penyiksaan yang dilakukan oleh pemerintahan partai sosialis Ba’ath pimpinan Bashar Assad terhadap rakyat kaum Muslimin di Suriah. “Itu adalah tindakan zalim yang harus segera dihentikan,” lanjutnya.
FUI juga menuntut Presiden Basyar Assad mengundurkan diri dari jabatannya, menyerahkan jabatannya kepada umat Islam yang lebih berhak atas pemerintahan Suriah agar mereka bisa mendirikin pemerintahan Syariah di bumi Suriah yang mandiri dan terbebas dari seluruh pengaruh asing.
“Bashar Assad juga harus segera bertaubat dari berbagai tindakan zalim dan sadisnya serta bertaubat dari tindakan murtadnya yang mengakui dirinya sebagai tuhan di mana pasukan-pasukannya menuliskan di dinding-dinding Masjid kalimat “Lailaha illa Basyar” yang menggantikan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah.” kata Ustadz Al Khaththath.
Pembacaan pernyataan sikap pun, diakhiri dengan seruan kembali oleh ustadz Al Khaththath, untuk membacakan Qunut nazilah bagi kehancuran musuh-musuh Islam.”Untuk kecelakaan mereka yang membantai kaum Muslimin” lontarnya.
Awalnya saat massa FUI tiba di kedubes Suriah, staf dan anggota kedutaan sudah tidak berada ditempat. Mereka seakan-akan menghindari kedatangan pendemo.
Namu, di sela-sela pembacaan pernyataan sikap FUI, seorang staf Kedubes Suriah berkewarganegaraan WNI bernama Muhammad Basyuni yang masih berada ditempat dan ditugaskan untuk menemui pendemo.
Sehingga, Ustad Al Khaththath pun menyerahkan dan mengamanahkan pernyataan sikap FUI untuk disampaikan kepada Dubes Suriah untuk Indonesia, dengan harapan selanjutnya disampaikan kepada Presiden Bashar Al Assad.
Selain berorasi, massa FUI juga sempat membakar sejumlah foto Bashar Assad dan gambar bendera Israel, Iran dan Amerika Serikat.Sebagai simbol penolakan terhadap eksistensi rezim Assad dan turut campurnya negara-negara tersebut dalam konflik di Suriah. Semua gambar tersebut pun akhirnya habis terbakar.
(bilal/arrahmah.com)