BOGOR (Arrahmah.com) – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2014, Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia mencanangkan gerakan infak buku se-Indonesia. Gerakan infak buku (GIB) merupakan salah satu bentuk kepedulian aktivis dakwah kampus terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu tujuan dari GIB adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak di Indonesia yang kurang beruntung untuk dapat menikmati dunia pendidikan, setidaknya mereka diperkenalkan dengan budaya membaca.
Tak dapat dipungkiri, kondisi ekonomi terkadang membuat akses masyarakat terhadap buku-buku bermutu semakin sulit. Namun yang sangat krusial adalah minat baca masyarakat Indonesia tidak terlepas dari kurangnya kesadaran publik akan arti penting membaca dan menulis bagi peningkatan kemampuan dan kesejahteraan diri maupun bangsa.
Al-Quran mengajarkan kepada manusia agar senantiasa membaca. Surah di dalam al Quran yang pertama kali turun pun berupa perintah membaca (iqra). Maka, membaca tidak lain merupakan sunatullah yang mengajarkan jika ingin maju, kita harus menguasai dan menggunakan ilmu sebagai basis dalam pendidikan, yaitu melalui membacanya terlebih dahulu agar mendapatkan informasi, sehingga gerbang utama nyata lain adalah dengan membaca serta memahami ayat-ayat Allah, baik yang qauliyah (Alquran dan Hadits) maupun kauniyah berupa alam semesta beserta segenap isinya.
GIB tidak hanya dalam rangka memperingati Hardiknas yang jatuh pada tanggal 02 Mei, tetapi juga dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional yang jatuh pada tanggal 17 Mei. Kedua hari penting di Bulan Mei tersebut, merupakan momentum guna membangkitkan kesadaran akan komitmen menjadikan buku sebagai pematik dalam memajukan peradaban bangsa yang unggul, sesuai dengan tema Hardiknas 2014 yaitu “Pendidikan untuk peradaban Indonesia yang unggul”
FSLDK Indonesia yang terdiri dari 37 Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) menargetkan 500-1000 buku layak baca terkumpul di setiap Puskomda. Pendistribusian buku-buku yang sudah terkumpul diserahkan kepada masing-masing Puskomda yang menggalakkan GIB. Adapun tempat penyaluranya diarahkan kepada seolah, yayasan, taman baca, dan tempat lain yang membutuhkan buku lebih. GIB dilaksanakan selama bulan Mei, dan penyaluran buku akan dilakukan pada akhir bulan Mei oleh masing-masing Puskomda FSLDK Indonesia. GIB ini juga akan diramaikan dengan tweet bersama serentak se-Indonesia dengan hastag #InfakBuku.
Koordinator Komisi A FSLDK Indonesia Faisal Rahman menyampaikan bahwa program yang menjadi ranah Komisinya ini menunjukkan bahwa FSLDK Indonesia peduli terhadap pendidikan dan diharapkan program ini bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat peserta didik serta menjadi kritikan yang membangun untuk pemerintah akan status pendidikan Indonesia yang maisng kurang fasilitas dan dukungan secara materi maupun moril.
“Dengan berbagi buku ini, kami menegaskan bahwa ada poin pendidikan karakter disni, yaitu budaya peduli dan berbagi untuk membangun pendidikan dan sumber daya manusia yang lebih baik,” kata Faisal.
Melalui GIB ini harapannya semua orang semakin menyadari akan pentingnya keberadaan buku. Buku adalah investasi yang tiada habisnya dan tidak ternilai harganya. Buku juga merupakan pintu ilmu pengetahuan atau jendela dunia karena membaca buku sama dengan membuka tirai dunia, membawa ilmu dan wawasan lebih dekat dengan seorang pembaca.
“Wahai kaum mukmin, hendaklah diantara kalian ada segolongan orang yang mengajak untuk mengikuti Allah dan Rasul-Nya menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Mereka yang melakukan amal kebaikan itu adalah orang-orang yang beruntung di akhirat.” (QS. Ali-Imran : 104)
Laporan: Tatu Kulsum, Staff Komisi A Puskomnas FSLDK Indonesia
(azm/arrahmah.com)