KAUKAKUS (Arrahmah.com) – Menurut Voice of Amerika (VOA) edisi bahasa Rusia, otoritas FSB telah menghimbau rakyat Rusia harus siap untuk mati demi tanah air mereka, untuk Putin, “Kaukakus Rusia” dan untuk menjawab panggilan persaudaraan dari FSB “siap” dengan “selalu siap”.
VOA melaporkan :
Wakil Presiden Asosiasi Internasional Veteran dari Squad Alpha Anti-Terorisme, Kolonel FSB, psikolog Ph.D dan anggota komite pusat pendukung Kesatuan Rusia, aleksey Filatoy mengatakan dalam sebuah wawancara dengan VOA :
“Mengubur kepala kita di tanah adalah idiot, orang harus memahami bahwa perang tengah terjadi dan bahwa kita memiliki lawan dan seperti dalam perang, akan ada korban. Tidak ada yang akan mengambil tanggung jawab untuk mengatakan bahwa serangan teroris ini (operasi syahid di belakang garis musuh) di negara kita akan dihentikan.”
Wakil Presiden Alpha berpendapat bahwa warga Rusia perlu memprsiapkan psikologi untuk mati dalam operasi syahid dan memberikan mereka informasi seperti itu, mereka mungkin akan sangat berguna bagi mereka.
Sementara itu, kantor berita RIA Novosti telah mengadakan sebuah pertemuan meja bundar. Peserta menyimpulkan bahwa “menghancurkan terorisme” adalah tidak realistis. Namun sensor mungkin dapat ditingkatkan melalui “pekerjaan perbaikan dari media”.
Direktur “Institut masalah terorisme dan konflik lokal” dan pemimpin redaksi majalah Spetsnaz Russia, Pavel Yevodkimov mengakui bahwa menghentikan terorisme itu tidak mungkin. Dia juga mengatakan akan ada “tsunami besar disebabkan oleh kejadian-kejadian di Timur Tengah”.
Ketua komite eksekutif “Kongres Rusia Rakyat Kaukakus”, Aliv Totorkulov mengatakan bahwa tidak ada satu lembaga pemerintahan yang dipercaya di Kaukakus Utara. “Di Kaukakus Utara tempat tinggal orang-orang yang bebas. Apa yang diterima oleh rakyat di Rusia, tidak diterima oleh rakyat Kaukakus.” “Kaukasia dapat menerima hidup dalam kemiskinan, namun mereka tidak akan mentolerir ketidakadilan.”
Dia menekankan bahwa “setiap pemuda di desa yang menghadiri masjid mungkin akan menjadi sasaran dari lembaga penegak hukum. Polisi akan mendorongnya ke pegunungan, di mana ia akan menerima perburuan.”
Seorang peneliti di Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional, Andrei Yashlavsky, menunjukkan bahwa seseorang harus, di atas segalanya, mempelajari masalah pada tingkat akademis. “Hal ini diperlukan untuk melibatkan komunitas akademis. Tanpa pemahaman terhadap sesuatu dalam konflik, kesuksesan besar adalah mustahil.”
Ahli bersatu dalam pernyataan bahwa sensor lebih intens diperlukan. Kepala Departemen Prikologi Kesehatan Mental, Pusat Penelitian Akademi Pengetahuan Medis Rusia, Sergei Yenikolopov, mengusulkan sebuah studi untuk membenarkan, menjelaskan operasi martir di wilayah Rusia.
“Hal tersebut harus dilakukan oleh para profesional, yang mengerti bagaimana untuk tidak menimbulkan lagi membahayakan dan menambahkan bahan bakar ke api,” ia berpendapat.
“Masalah dengan terorisme adalah bagaimana membicarakannya dengan benar.”
Andrei Yevdokimov berbicara mengenai kesalahan-kesalahan yang paling sering dibuat oleh media. “sebagai contoh kata syahid atau martir, memiliki konotasi positif dalam Islam. Atas dasar apa pers menyebutnya teroris? tanyanya. Juga, ia menentang surat kabar dan majalah yang menggunakan kata Mujahidin tanpa tanda kutip. (haninmazaya/arrahmah.com)